Thursday, September 14, 2017

ANAKKU MENGHAMILI KU SAAT AKU TIDUR DALAM PENGARUH BIUS

Cerita Seks - Namaku Tini, usia 49 tahun, saat ini aku tinggal di kota Cirebon. Tetangga kiri kananku mengenalku dengan sebutan bu Haji. Ya, di blok komplek rumahku ini, hanya aku dan suami yang sudah naik Haji. Suamiku sudah pensiun dari Departemen Luar Negeri. Kini ia aktif berkegiatan di masjid Al Baroq dekat rumah.

Aku pun aktif sebagai ketua pengajian di komplek rumahku ini. Tetangga kami melihat keluargaku adalah keluarga harmonis. Namun mereka bertanya-tanya, mengapa anakku masih kecil, masih berusia satu tahun, padahal aku sudah berusia hampir 50 tahun. Aku bilang saja, yah, maklum, rejeki datang lagi pas usia saya senja begini, mau diapakan lagi, tidak boleh kita tolak, harus kita syukuri.

Sebenarnya aku punya anak lagi, anakku yang sulung, laki-laki, dan saat ini mungkin ia sudah berusia 26 tahun. Namanya Roni. Sebelum kelahiran anakku yang masih bayi ini, Roni adalah anak tunggal. Sampai akhirnya aku usir dia dari rumah ini dua tahun yang lalu. Dan sampai detik ini, suamiku, Beny, atau orang akrab memanggil dia Pak Haji Beny atau Pak Ustad, ia belum tahu alasan mengapa Roni meninggalkan rumah sejak dua tahun yang lalu itu, jika suamiku bertanya padaku, aku terpaksa berbohong, bilang tidak tahu dan pura-pura kebingungan. Walaupun aku tahu, karena akulah yang mengusir Roni dari rumah tanpa sepengetahuan suamiku.

Cerita sedih ini berawal ketika Roni yang selama 15 tahun kami tinggalkan hidup dengan Neneknya di Cirebon, akhirnya kumpul bersama dengan kami layaknya keluarga. Bisa aku tinggalkan selama 15 tahun karena aku dan suami harus tinggal di Belanda. Saat aku dan suami ke Belanda, Roni baru berusia delepan tahun, ibuku (nenek Roni) tidak ingin jauh dari Roni, beliau mungkin takut Roni akan terbawa arus kehidupan eropa dan lupa adat indonesia. Jadilah Roni tinggal di Cirebon bersama ibuku, lalu aku dan suami tinggal di Eropa.

Lima belas tahun kemudian, aku dan suami pulang ke tanah air, sebelum pulang aku dan suami menyempatkan diri untuk naik haji. Setelah pulang menunaikan haji, aku dan suami pulang ke tanah air dan pergi ke Cirebon. Tak kusangka anakku sudah besar, ya Roni telah berusia 23 tahun. Kami lihat ia tumbuh menjadi anak yang sangat soleh, santun dan lemah lembut.

Aku sangat berterima kasih dengan ibu waktu itu, telah membuat Roni tetap menjadi anak yang baik dan rajin beribadah. Beberapa bulan setelah kami berkumpul bersama, ibuku (nenek Roni) meninggal. Kami sedih sekali waktu itu.Setelah itu kami hidup sekeluarga bertiga.

Kehidupan keluarga kami sangat sakinah mawadah dan rohmah. Aku bangga sekali punya anak Roni. Ia rajin ke mesjid dan mengaji. Hal itu membuat aku dan suami selalu merasa bahagia. Seakan-akan kami awet muda rasanya.

Kebahagiaan ini juga mempengaruhi kemesraan aku dan suami sebagai suami istri. Walaupun kami sudah tua, tapi kami masih rutin melakukan hubungan pasutri meski hanya satu minggu sekali. Sampai suatu hari, suamiku mendapat tugas dari untuk dinas selama tiga bulan di Qatar. Suamiku mengajak kami berdua (aku dan Roni anakku) namun Roni yang sudah kerasan tinggal di Cirebon menolak ikut, akupun karena tidak mau lagi jauh dengan anakku menolak ikut. Akhirnya hanya suamiku sendiri saja yang pergi.

Hari-hari tanpa suamiku, hanya aku dan anakku tinggal di rumah kami. Aku sibuk sebagai ketua pengajian ibu-ibu dan memberikan ceramah kecil-kecilan setiap ada arisan di komplek rumahku ini. Roni aktif sebagai remaja masjid di masji Baroq dekat rumah. Terkadang karena aku sudah berusia hampir 50, aku mudah merasa capek setelah berkegiatan.

Suatu siang aku merasa sangat capek, sehabis pulang memberikan ceramah ibu-ibu di masjid. Aku pun langsung tertidur. Saat aku tengah-tengah enaknya merasa nyaman dengan kasurku, aku seperti merasa ada sesuatu yang membuat paha, pinggang dan daerah dadaku geli dan gatal. Setengah sadar dan tidak sadar, aku lihat Roni sedang berada di dekatku. Sambil setengah ngantuk aku berkata, “Kenapa Ron? Mama capek nih…”

“Ga, ma, Roni tahu, makanya Roni pijetin, udah mama tidur aja”, balas Roni.
Aku senang mendengarnya, senang pula punya anak yang tumbuh dewasa dan baik seperti Roni. Oh terima kasih Tuhan.

Lama kelamaan, aku mengalami hari yang sangat aneh, terutama setiap malam saat aku tidur. Aku merasa, ada sesuatu yang menggelitik daerah sensitifku, terutama daerah selangkanganku. Enak sekali rasanya, oh apakah ini setengah mimpi yang timbul akibat hasratku sebagai seorang istri yang butuh kehangatan suami. Ya, aku yakin karena aku ditinggal suami saat aku lagi merasa kembali muda dan penuh gairah, makanya aku sering sekali mimpi basah setiap malam.

Mimpi yang rasanya sadar tidak sadar, kenikmatannya seperti nyata. Ya, aku menjadi senang tidur malam, karena ingin cepat-cepat mimpi basah lagi. Aku menduga ini adalah rejeki dari Tuhan, agar gairahku sebagai istri tetap terjaga, dan kebutuhan biologisku tetap tersalurkan walaupun hanya diberi mimpi basah sama Tuhan. Oh… nikmat sekali. Aku membayangkan suamiku, Beny, yang berhubungan denganku, oh nikmat sekali.

Agen Judi Online - Dan karena seringnya dikasih mimpi basah oleh Tuhan, setiap pagi aku bangun aku merasa kemaluanku selalu basah kuyup sampai celana dalamku basah total. Yah, jadinya aku punya kebiasaan baru selalu mandi wajib setiap pagi. Yang aku takuntukan hanya satu, takut saat aku mimpi basah, aku mengigau dan takut suara mendesahku terdengar anakku Roni. Tapi saat aku liat dari gelagatnya sehari-hari, nampaknya ia tidak tahu.

Sampai tiga bulan lamanya, hampir tiap malam aku selalu mimpi basah, aku jadi heran. Apa penyebabnya dari nutrisi yang kumakan atau kuminum sehari-hari ya? Hmm, mungkin saja. Soalnya aku punya kebiasaan minum teh hijau sebelum tidu. Kata dokterku itu baik untuk orang setua aku, apalagi biar selalu sehat menjelang usia setengah abad. Akhirnya aku coba meminum teh hijau, saat pagi hari, malamnya kucoba tidak minum.

Malam harinya, saat aku tidur, ditengah asyiknya tidurku, dan gelapnya lampu kamarku. Aku merasa perasaan mimpi basah mulai datang kembali, yah, mmh, rasanya ada yang menggelitik kemaluanku, sesuatu yang lembut, oh, bergerak-gerak. Selangkanganku pun ikut tergelitik hingga aku merasa ada sesuatu yang membuat basah kemaluan dan selangkanganku.

Lalu berbarengan dengan rasa sensasi pada daerah kemaluanku, sesuatu yang lebut bergerak-gerak menyentuh buah dadaku, bergantian, pertama yang kiri lalu yang kanan, kemudian.. Aw!.. Ada rasa hisapan yang lembut hangat namun kuat pada puting buah dadaku yang sebelah kanan. Oh enak sekali, terima kasih Tuhan, jantungku mulai berdegup kencang, ini rasanya seperi nyata, yah! Tiba-tiba aku merasa tertindih oleh seuatu, hisapan kenikmatan juga tidak berhenti.

Lalu ada sesuatu yang menusuk masuk ke liang kemaluanku saat itu aku setengah sadar terbangun, dan aneh, rasa ini masih kurasakan, setengah sadar aku jelas sekali ternyata memang ada sesuatu yang menindihku, sekilas aku masih membayangkan ini suamiku, berikut terdengar dari sesuatu itu suara perlahan yang serak, “ooohgh… Oogghh…”

Siapa ini?! Astaghfirullah!! Saat aku tersadar penuh dan mataku terbelalak. Dalam keremangan gelapnya kamar aku sadar bahwa seseorang telah menindihku dan menyetubuhiku!! Lebih kaget lagi saat aku mendengar suara seseorang yang menindihku itu berkata, “Maaah… Ayo ma… oughhgh… Uhhh… mamahhh…”

Langsung kudorong dia kuat-kuat!
“Roni!! Kurang ajar!!! ASTAGHFIRULLAAH!!”

Roni langsung berlari keluar kamar, aku pun langsung mengejar sambil menangis penuh amarah.
“Roni!!”, bentakku.
“Maafin Roni Ma! Roni ga tahan!”, Roni pun menangis takut.
Aku tak kuasa bingung menghadapi perasaan ini, antara kalut, marah, benci, jijik, sedih dan takut. Hingga terucap kata-kata yang langsung keluar dari muluntuku, “Keluar dari rumah ini!!! Kamu bukan anak mama!!! Setan kamu! Binatang kamu ya!”

Roni keluar rumah berlari. Aku duduk lemas menangis. Jadi, selama tiga bulan ini, baru aku sadari, mimpi basah itu bukan hanya sekedar mimpi.
Semua mimpi itu nyata. Anakku!? Anakku sendiri yang melakukan ini padaku?!!

Selama dua, tiga minggu aku tidak keluar rumah, bahkan semenjak kejadian itu aku jatuh sakit. Sampai saat itu aku masih tidak habis pikir dan belum lupa kejadian itu, dalam benakku terbesit, ya Tuhan, selama ini anakku telah menodai aku, aku ibunya, selama ini anakku yang selalu rajin beribadah ternyata adalah setan yang mengumbar nafsunya pada tubuhku yang mulai renta ini… Dosa apa hamba, ya Tuhan!?

Saat aku menerima sepucuk surat yang dikirim oleh Roni, tanpa alamat jelas, ia berkata meminta maaf pada ku, ia mengakui bahwa ia sudah mulai tertarik secara seksual denganku sejak aku bertemu lagi dengannya, ia bilang aku cantik dan menarik, ia mengaku telah memberi obat tidur pada teh hijau yang selalu aku minum tiap malam agar aku teler dan tidak sadar saat ia memperkosaku… Pantas saja! Pantas ia selalu bermuka manis menyiapkan teh hijau tanpa kuminta terlebih dahulu. Ternyata selama ini anakku adalah Iblis laknat yang merusak semuanya. Roni pun berkata pada akhir suratnya, bahwa ia tidak lagi akan pulang ke rumah, ia malu dan merasa bersalah.

Membaca surat itu, aku merasa benci sekali! Ya, “Kamu bukan anakku!”, Kurobek dan kubakar surat itu.

Sebulan kemudian, tepat saat dua minggu sebelum suamiku pulang, aku merasa pusing dan mual. Ya Tuhan, masa sih aku hamil!? Tidak! Ini tidak mungkin!! Aku pun memastikan dengan membeli dan menggunakan tes kehamilan, berdebar-debar aku melihat hasilnya. ASTAGHFIRULLAH! Aku positif hamil! Tidak! Aku menggandung anak dari anakku sendiri!

Aku pun lemas dan sempat sedikit pingsan. Aku menangis tiada henti-hentinya. Apa yang harus kukatakan pada suamiku nanti? Apa yang akan tetangga bilang jika tahu aku ini seorang bu Haji yang hamil hasil hubunganku dengan anak kandungku sendiri? Apa yang akan terjadi! Apa lebih baik aku mati saja!! Tidak aku tidak mau mati! Itu dosa!

Agen Poker Terpercaya - Lalu, saat suamiku pulang, aku tutupi semuanya yang telah terjadi selama tiga bulan ini. Aku pura-pura menangis karena Roni belum pulang-pulang sudah dua minggu. Lalu aku dan suami sempat lapor ke polisi. Di tengah-tengah itu, aku juga pura-pura merasa kangen dengan kedatangan suamiku dan mengajaknya melakukan hubungan suami istri sesering dari biasanya. Suamiku heran, namun ia maklum, ya yang pikirnya, biasanya aku dan dia berhubungan seminggu sekali, ini tidak melakukannya dalam tiga bulan lamanya. Sudah pasti wajar jika aku selalu minta berhubungan terus.

Dua minggu setelahnya, aku mengaku hamil. Suamiku kaget, loh, khan menggunakan kondom? Kok bisa. Aku bilang saja, mungkin saja jebol. Khan wajar karena kondom tidak akurat 100%. Suamiku pun mengangguk setuju. Cuma ia hanya khawatir apakah aku tidak apa-apa umur segini hamil lagi. Akupun meyakinkan dia tidak apa-apa, walaupun hatiku meringis dan menangis karena mengingat bayi ini hasil hubunganku dengan anakku. Tidak! Anakku yang memperkosa aku!!!

“Ma”, sapaan suamiku menyadarkan aku dari lamunanku tentang masa lalu. Aku lihat suamiku sudah siap berangkat ke masjid.
“Ma, aku pergi ke masjid dulu ya, mama biar jaga si kecil yah”, pamitnya.
“Iya pa”, jawabku.

Ya, si kecil ini telah lahir ke dunia. Saat ini ia berada di pangkuanku. Kuperhatikan wajahnya. Mirip sekali dengan Roni, anakku… Oh bukan… Ayah dari anakku.

MENIKMATI KEMALUAN MBAK UMMI, TANTE KU, MEMAKAI JILBAB

Visipoker - Selama ini aku punya seorang bibi. Namun karena dia masih muda, karena menjadi istri keempat dari pamanku, maka aku sering memanggilnya mbak Ummi. Umurnya 28 tahun. Mbak Ummi adalah seorang wanita yang taat beribadah dan alim. Jika keluar rumah, ia selalu memakai jilbab lebar dan jubah terusan.

Bahkan jika dirumah sedang menunggui warungnya, ia juga memakai jilbab lebar dan jubah untuk memudahkan saat ada pelanggan. Sudah lama aku mengagumi wajahnya yang cantik dan kulitnya yang putih. Wajah dan suaranya yang seakan sendu dan pasrah selalu membuat birahiku meninggi saat ada didekatnya. Apalagi dengan bibir indah dan hidung mancung.

Suatu saat, aku pernah main kerumahnya dan mendapati ia sedang mandi. Aku langusng mengintipnya dan melihat ia sedang mandi sambil bermasturbasi. Desahan2nya membuatku panas dingin. Apalagi sembari melihat tubuhnya yang putih montok tanpa sehelai benangpun. Namun entah mengapa, aku lebih terangsang jika melihat ia memakai jilbab dan jubah panjangnya. Sensasi yang terjadi seakan lebih erotis.

Suatu saat, paman ditugaskan ke bandung selama 2 minggu. Aku diminta untuk terkadang menjenguk Mbak Ummi, karena ia adalah istri kesayangan paman. Kesempatan untuk mendapatkan apa yang kuinginkan. Aku tahu, paman adalah seorang pria yang gairah seksnya tinggi. Itu juga alasan ia mampu melayani keempat istrinya. Maka, pastilah mbak Ummi yang sudah ditinggal 1 minggu dan tidak merasakan belaian suaminya, merasa rindu pada belaian laki2. Biarlah aku yang melayaninya. Huheuhueheuheuh…

Sampai dirumahnya, aku menemukan ruang depan kosong. Siang2 begini pasti mbak Ummi menunggu warungnya di ruangan kecil dibelakang warung. Ruangan itu berisi ranjang yang biasa digunakan untuk berbaring jika menunggu warung. Mungkin Mbak Ummi sedang tidur disana. Aku berjingkat agar langkahku tak kkedengaran,.

Sampai di ruangan itu, benar ulihat Mbak Ummi tidur. Posisi tidur Mbak Ummi telentang dan Mbak Ummi hanya memakai jubah merah muda yang tipis dan jilbab berbahan kaus yang tersingkap. jubahnya sudah terangkat sampai di pangkal pahanya, sehingga agak terlihat CD mini yang dikenakannya berwarna putih tipis, sehingga terlihat belahan kemaluan Mbak Ummi yang ditutupi oleh rambut hitam halus kecoklat-coklatan. Buah dada Mbak Ummi yang montok dan padat itu terlihat samar-samar di balik jubah coklat susunya yang tipis, naik turun dengan teratur. Jilbabnya yang tersingkap tak mampu menutupinya.

Walaupun dalam posisi telentang, tapi buah dada Mbak Ummi terlihat mencuat ke atas dengan putingnya yang kecil nampak jelas. Melihat pemandangan yang menggairahkan itu aku benar-benar terangsang hebat. Dengan cepat kemaluanku langsung bereaksi menjadi keras dan berdiri dengan gagahnya, siap tempur.

Perlahan-lahan kuberjongkok di samping tempat tidur dan tanganku secara hati-hati menarik jubah mbak Ummi semakin keatas, sehingga Cdnya semakin jelas terlihat. Kemudian tanganku kuletakkan dengan lembut pada belahan kemaluan Mbak Ummi yang mungil itu yang masih ditutupi dengan CD. Perlahan-lahan tanganku mulai mengelus-elus kemaluan wanita alim yang montok itu dan juga bagian paha atasnya yang benar-benar licin putih mulus dan sangat merangsang.

Terlihat Mbak Ummi agak bergeliat dan mulutnya agak tersenyum, mungkin wanita berjilbab ini mimpi, sedang becinta dengan paman. Aku melakukan kegiatanku dengan hati-hati takut Mbak Ummi terbangun. Perlahan-lahan kulihat bagian CD Mbak Ummi yang menutupi kemaluannya mulai terlihat basah, rupanya Mbak Ummi sudah mulai terangsang juga. Dari mulutnya terdengar suara mendesis perlahan dan badannya menggeliat-geliat perlahan-lahan. Aku makin tersangsang melihat pemandangan itu.

Cepat-cepat kubuka semua baju dan CD-ku, sehingga sekarang aku bertelanjang bulat. Kontolku yang 15 cm itu telah berdiri kencang menganguk-angguk mencari mangsa. Dan aku membelai-belai buah dadanya, dia masih tetap tertidur saja. Aku tahu bahwa puting dan klitoris Mbak Ummiku tempat paling suka dicumbui, karena aku sering mengintip saat paman dan mbak Ummi nge-seks. Lalu tanganku yang satu mulai gerilya di daerah memeknya. Kemudian perlahan-lahan aku menggunting CD mini Mbak Ummi dengan gunting yang terdapat di sisi tempat tidur wanita alim yang montok ini.

Sekarang kemaluan Mbak Ummi terpampang dengan jelas tanpa ada penutup lagi. Perlahan-lahan kedua kaki Mbak Ummi kutarik melebar, sehingga kedua pahanya yang montok dan putih terpentang. Dengan hati-hati aku naik ke atas tempat tidur dan bercongkok di atas Mbak Ummi. Kedua lututku melebar di samping pinggul Mbak Ummi dan kuatur sedemikian rupa supaya tidak menyentuh pinggul Mbak Ummi. Tangan kananku menekan pada kasur tempat tidur, tepat di samping tangan Mbak Ummi, sehingga sekarang aku berada dalam posisi setengah merangkak di atas wanita berjilbab montok ini.

Tangan kiriku memegang batang kontolku. Perlahan-lahan kepala kontolku kuletakkan pada belahan Bibir kemaluan Mbak Ummi yang telah basah itu. Kepala kontolku yang besar itu kugosok-gosok dengan hati-hati pada Bibir kemaluan Mbak Ummi. Terdengar suara erangan perlahan dari mulut Mbak Ummi dan badannya agak mengeliat, tapi matanya tetap tertutup. Akhirnya kutekan perlahan-lahan kepala kemaluanku membelah Bibir kemaluan Mbak Ummi.

Sekarang kepala kemaluanku terjepit di antara Bibir kemaluan Mbak Ummi. Dari mulut Mbak Ummi tetap terdengar suara mendesis perlahan, akan tetapi badannya kelihatan mulai gelisah. Aku tidak mau mengambil resiko, sebelum Mbak Ummi sadar, aku sudah harus menaklukan kemaluan Mbak Ummi dengan menempatkan posisi kontolku di dalam lubang memek wanita berjilbab yang menggairahkan ini.

Sebab itu segera kupastikan letak kontolku agar tegak lurus pada kemaluan Mbak Ummi. Dengan bantuan tangan kiriku yang terus membimbing kontolku, kutekan perlahan-lahan tapi pasti pinggulku ke bawah, sehingga kepala kontolku mulai menerobos ke dalam lubang kemaluan Mbak Ummi.

Kelihatan sejenak kedua paha Mbak Ummi bergerak melebar, seakan-akan menampung desakan kontolku ke dalam lubang kemaluanku. Badannya tiba-tiba bergetar menggeliat dan kedua matanya mendadak terbuka, terbelalak bingung, memandangku yang sedang bertumpu di atasnya. Mulutnya terbuka seakan-akan siap untuk berteriak.

Dengan cepat tangan kiriku yang sedang memegang kontolku kulepaskan dan buru-buru kudekap mulut Mbak Ummi agar jangan berteriak. Karena gerakanku yang tiba-tiba itu, posisi berat badanku tidak dapat kujaga lagi, akibatnya seluruh berat pantatku langsung menekan ke bawah, sehingga tidak dapat dicegah lagi kontolku menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Mbak Ummi dengan cepat.

Badan wanita berjilbab itu tersentak ke atas dan kedua pahanya mencoba untuk dirapatkan, sedangkan kedua tangannya otomatis mendorong ke atas, menolak dadaku. Dari mulutnya keluar suara jeritan, tapi tertahan oleh bekapan tangan kiriku. “Aauuhhmm.. aauuhhmm.. hhmm..!” desahnya tidak jelas. Kemudian badannya mengeliat-geliat dengan hebat, kelihatan Mbak Ummi sangat kaget dan mungkin juga kesakitan akibat kontolku yang besar menerobos masuk ke dalam kemaluannya dengan tiba-tiba.

Meskipun Mbak Ummi meronta-ronta, akan tetapi bagian pinggulnya tidak dapat bergeser karena tertekan oleh pinggulku dengan rapat. Karena gerakan-gerakan Mbak Ummi dengan kedua kaki Mbak Ummi yang meronta-ronta itu, kontolku yang telah terbenam di dalam memek Mbak Ummi terasa dipelintir-pelintir dan seakan-akan dipijit-pijit oleh otot-otot dalam memek wanita alim yang montok ini. Hal ini menimbulkan kenikmatan yang sukar dilukiskan.

Karena sudah kepalang tanggung, maka tangan kananku yang tadinya bertumpu pada tempat tidur kulepaskan. Sekarang seluruh badanku menekan dengan rapat ke atas badan Mbak Ummi, kepalaku kuletakkan di samping kepala Mbak Ummi sambil berbisik kekuping Mbak Ummi. “Mbaak.., mbaak.., ini aku Eric. Tenang mbaak.., sshheett.., shhett..!” bisikku.

Bibiku yang alim namun montok ini masih mencoba melepaskan diri, tapi tidak kuasa karena badannya yang mungil itu teperangkap di bawah tubuhku. Sambil tetap mendekap mulut Mbak Ummi, aku menjilat-jilat kuping Mbak Ummi dari luar jilbab kausnya dan pinggulku secara perlahan-lahan mulai kugerakkan naik turun dengan teratur.

Perlahan-lahan badan Mbak Ummi yang tadinya tegang mulai melemah. Kubisikan lagi ke kuping Mbak Ummi, “Mbaak.., tanganku akan kulepaskan dari mulut Mbak Ummi, asal Mbak Ummi janji jangan berteriak yaa..?” Perlahan-lahan tanganku kulepaskan dari mulut Mbak Ummi. Kemudian Mbak Ummi berkata,

“Riic.., apa yang kau perbuat ini..? Kamu telah memperkosa Mbak Ummi..!” Aku diam saja, tidak menjawab apa-apa, hanya gerakan pinggulku makin kupercepat dan tanganku mulai memijit-mijit buah dada Mbak Ummi yang masih tertutup jubah tipis, terutama pada bagian putingnya yang sudah sangat mengeras. Jilbabnya yang tersibak semakin membuat wajahnya nampak semakin menggairahkan.

Rupanya meskipun wajah Mbak Ummi masih menunjukkan perasaan marah, akan tetapi reaksi badannya tidak dapat menyembunyikan perasaannya yang sudah mulai terangsang itu. Melihat keadaan Mbak Ummi ini, tempo permainanku kutingkatkan lagi. Akhirnya dari mulut wanita alim berjilbab itu terdengar suara,

“Oohh.., oohh.., sshh.., sshh.., eemm.., eemm.., Riicc.., Riicc..!” Dengan masih melanjutkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan kedua tanganku bertumpu pada tempat tidur, sehingga aku sekarang dalam posisi setengah bangun, seperti orang yang sedang melakukan push-up. Dibawahku terlihat seorang wanita yang alim dan berjilbab, sudah tersingkap jilbabnya dan semakin bergairah kusodok-sodok dengan kontol besarku.

Dalam posisi ini, kontolku menghujam kemaluan Mbak Ummi dengan bebas, melakukan serangan-serangan langsung ke dalam lubang kemaluan Mbak Ummi. Kepalaku tepat berada di atas kepala Mbak Ummi yang tergolek di atas kasur. Kedua mataku menatap ke bawah ke dalam mata Mbak Ummi yang sedang meram melek dengan sayu. Dari mulutnya tetap terdengar suara mendesis-desis.

Selang sejenak setelah merasa pasti bahwa Mbak Ummi telah dapat kutaklukan, aku berhenti dengan kegiatanku. Setelah mencabut kontolku dari dalam kemaluan Mbak Ummi, aku berbaring setengah tidur di samping Mbak Ummi. Sebelah tanganku mengelus-elus buah dada Mbak Ummi terutama pada bagian putingnya, dari balik jubahnya.

“Eehh.., Ric.., kenapa kau lakukan ini kepada tantemu..!” katanya. Sebelum menjawab aku menarik badan Mbak Ummi menghadapku dan memeluk badan montoknya dengan hati-hati, tapi lengket ketat ke badan. Bibirku mencari bibirnya, dan dengan gemas kulumat habis. Woowww..! Sekarang wanita alim itu menyambut ciumanku dan lidahnya ikut aktif menyambut lidahku yang menari-nari di mulutnya.

Selang sejenak kuhentikan ciumanku itu. Sambil memandang langsung ke dalam kedua matanya dengan mesra, aku berkata, “Mbaak.. sebenarnya aku sangat sayang sekali sama Mbak Ummi, Mbak Ummi sangat cantik lagi ayu..!” Sambil berkata itu kucium lagi Bibirnya selintas dan melanjutkan perkataanku,

“Setiaap kali melihat Mbak Ummi bermesrahan dengan Paman, aku kok merasa sangat cemburu, seakan-akan Mbak Ummi adalah milikku, jadi Mbak Ummi jangan marah yaa kepadaku, ini kulakukan karena tidak bisa menahan diri ingin memiliki Mbak Ummi seutuhnya.” Selesai berkata itu aku menciumnya dengan mesra dan dengan tidak tergesa-gesa.

Ciumanku kali ini sangat panjang, seakan-akan ingin menghirup napasnya dan belahan jiwanya masuk ke dalam diriku. Ini kulakukan agar ia semakin pasrah kuajak ngeseks, karena sudah berhasil dengan beberapa orang cewek lainnya. Rupanya Mbak Ummi akhirnya takluk, sehingga pelukan dan ciumanku itu dibalasnya dengan tidak kalah mesra juga.

Beberapa lama kemudian aku menghentikan ciumanku dan aku pun berbaring telentang di samping Mbak Ummi, sehingga Mbak Ummi dapat melihat keseluruhan badanku yang telanjang itu. “Iih.., gede banget barang kamu Ricc..! Itu sebabnya tadi Mbak Ummi merasa sangat penuh dalam badan Mbak Ummi.” katanya, mungkin punyaku lebih besar dari punya paman. Lalu aku mulai memeluknya kembali dan mulai menciumnya. Ciumanku mulai dari mulutnya turun ke pangkal lehernya yang tidak tertutup jilbab, sembari perlahan kubuka kancing jubahnya sampai perut.

Woooooow!!! Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat. Sepasang buah dada yang putih dan sangat montok. Putingnya yang merah sudah mengeras. Segera mulutku melumat-lumat dan menghisap-hisap kedua buah dadanya, terutama pada kedua ujung putingnya berganti-ganti, kiri dan kanan.

Sementara aksiku sedang berlangsung, badan tanteku yang selalu berjilbab dan berjubah lebar ini menggeliat-geliat kenikmatan. Dari mulutnya terdengar suara mendesis-desis tidak hentinya. Aksiku kuteruskan ke bawah, turun ke perutnya yang ramping, datar dan mulus. Maklum, Mbak Ummi belum pernah melahirkan. Bermain-main sebentar disini kemudian turun makin ke bawah, menuju sasaran utama yang terletak pada lembah di antara kedua paha yang putih mulus itu.

Pada bagian kemaluan Mbak Ummi, mulutku dengan cepat menempel ketat pada kedua Bibir kemaluannya dan lidahku bermain-main ke dalam lubang memeknya. Mencari-cari dan akhirnya menyapu serta menjilat gundukan daging kecil pada bagian atas lubang kemaluannya. Segera terasa badan wanita montok berjilbab itu bergetar dengan hebat dan kedua tangannya mencengkeram kepadaku, menekan ke bawah disertai kedua pahanya yang menegang dengan kuat. Keluhan panjang keluar dari mulutnya, “Oohh.., Riic.., oohh.. eunaakk.. Riic..!”

Sambil masih terus dengan kegiatanku itu, perlahan-lahan kutempatkan posisi badan sehingga bagian pinggulku berada sejajar dengan kepala Mbak Ummi dan dengan setengah berjongkok. Posisi batang kemaluanku persis berada di depan kepala Mbak Ummi. Rupanya Mbak Ummi maklum akan keinginanku itu, karena terasa batang kemaluanku dipegang oleh tangan Mbak Ummi dan ditarik ke bawah. Kini terasa kepala kontol menerobos masuk di antara daging empuk yang hangat.

Ketika ujung lidah Mbak Ummi mulai bermain-main di seputar kepala kontolku, suatu perasaan nikmat tiba-tiba menjalar dari bawah terus naik ke seluru badanku, sehingga dengan tidak terasa keluar erangan kenikmatan dari mulutku. Membayangkan seorang wanita berjilbab mengulum, menyepong kontol besarku dengan penuh nafsu, aku semakin bernafsu

Dengan posisi 69 ini kami terus bercumbu, saling hisap-mengisap, jilat-menjilat seakan-akan berlomba-lomba ingin memberikan kepuasan pada satu sama lain. Beberapa saat kemudian aku menghentikan kegiatanku dan berbaring telentang di samping Mbak Ummi. Kemudian sambil telentang aku menarik Mbak Ummi ke atasku, sehingga sekarang wanita berjilbab itu tidur tertelungkup pasrah di atasku.

Badan Mbak Ummi dengan pelan kudorong agak ke bawah dan kembali kusibakkan keatas jubahnya. kedua paha Mbak Ummi kupentangkan. Kedua lututku dan pantatku agak kunaikkan ke atas, sehingga dengan terasa kontolku yang panjang dan masih sangat tegang itu langsung terjepit di antara kedua Bibir kemaluan Mbak Ummi.

Dengan suatu tekanan oleh tanganku pada pantat Mbak Ummi yang tak kalah montok dengan buah dadanya, dan sentakan ke atas pantatku, maka kontolku langsung menerobos masuk ke dalam lubang kemaluan Mbak Ummi. Amblas semua batangku. “Aaaauuugghh..!” terdengar keluhan panjang kenikmatan yang terdengar jalang keluar dari mulut wanita alim yang montok itu.

Aku segera menggoyang pinggulku dengan cepat karena kelihatan bahwa Mbak Ummi sudah mau klimaks. Mbak Ummi tambah semangat juga ikut mengimbangi dengan menggoyang pantatnya dan menggeliat-geliat di atasku. Kulihat wajahnya yang cantik dibalut jilbab yang memberikan sensasi sendiri untukku. matanya setengah terpejam, sedang kedua buah dadanya yang montok sekali itu bergoyang-goyang liar di atasku.

Ketika kulihat pada cermin besar di lemari, kelihatan pinggul Mbak Ummi yang sedang berayun-ayun di atasku. Batang kontolku yang besar sebentar terlihat sebentar hilang ketika tanteku yang berjilbab itu bergerak naik turun di atasku. Hal ini membuatku jadi makin terangsang. Tiba-tiba sesuatu mendesak dari dalam kontolku mencari jalan keluar, hal ini menimbulkan suatu perasaan nikmat pada seluruh badanku.

Kemudian air maniku tanpa dapat ditahan menyemprot dengan keras ke dalam lubang memek Mbak Ummi, yang pada saat bersamaan pula terasa berdenyut-denyut dengan kencangnya disertai badannya yang berada di atasku bergetar dengan hebat dan terlonjak-lonjak. Kedua tangannya mendekap badanku dengan keras.

Pada saat bersamaan kami berdua mengalami orgasme dengan dasyat. Akhirnya Mbak Ummi tertelungkup di atas badanku dengan lemas sambil dari mulut Mbak Ummi terlihat senyuman puas. “Riic.., terima kasih Ric. Kau telah memberikan Mbak Ummi kepuasan sejati..!”

Setelah beristirahat, kemudian kami bersama-sama ke kamar mandi dan saling membersihkan diri satu sama lain. Sementara mandi, kami berpelukan dan berciuman disertai kedua tangan kami yang saling mengelus-elus dan memijit-mijit satu sama lain, sehingga dengan cepat nafsu kami terbangkit lagi.

Dengan setengah membopong badan Mbak Ummi yang mungil itu dan kedua tangan Mbak Ummi menggelantung pada leherku, kedua kaki Mbak Ummi kuangkat ke atas melingkar pada pinggangku dan dengan menempatkan satu tangan pada pantat Mbak Ummi dan menekan, kontolku yang sudah tegang lagi menerobos ke dalam lubang kemaluan Mbak Ummi

“Aaughh.. oohh.. oohh..!” terdengar rintihan liar wanita yang biasanya alim itu, sementara aku menggerakan-gerakan pantatku maju-mundur sambil menekan ke atas. Dalam posisi ini, dimana berat badan Mbak Ummi sepenuhnya tertumpu pada kemaluannya yang sedang terganjel oleh kontolku, maka dengan cepat Mbak Ummi mencapai klimaks. “Aaduhh.. Riic.. Mbaak…Ummiiii.. maa.. maa.. uu.. keluuar.. Riic..!” dengan keluhan panjang disertai badannya yang mengejang, Mbak Ummi mencapai orgasme, dan selang sejenak terkulai lemas dalam gendonganku.

Dengan kontolku masih berada di dalam lubang kemaluan Mbak Ummi, aku terus membopongnya. Aku membawa Mbak Ummi ke tempat tidur. Dalam keadaan tubuh yang masih basah kugenjot Mbak Ummi yang telah lemas dengan sangat bernafsu, sampai aku orgasme sambil menekan kuat-kuat pantatku.

Kupeluk badan Mbak Ummi erat-erat sambil merasakan airmaniku menyemprot-nyemprot, tumpah dengan deras ke dalam lubang kemaluan Mbak Ummi, mengisi segenap relung-relung di dalamnya. Semalaman itu kami masih melakukan persetubuhan beberapa kali, dan baru berhenti kecapaian menjelang fajar.

Sejak saat itu, selanjutnya seminggu minimum 4 kali kami secara sembunyi-sembunyi bersetubuh, dan tanteku yang berjilbab itu selalu ketagihan kontol besarku.

SALING MERABA BAGIAN SENSITIF TUBUH PASANGAN DIKAMAR KOST

Visipoker - Cerita ini berawal pada saat aku masih di kuliah di Universitas M, kota X.Pada saat itu, aku masih jomblo karena memang sejak dari SMP aku ga pernah berani mengungkapkan rasa cinta atau sayang kepada cewek, entah kenapa ya??

Nah, pada saat di bangku kuliah lah kemampuanku untuk melihat cewek dan berani mengungkapkan perasaan kami mulai terasah.

Aku kenal dengan seorang cewek yang kuliah di fakultas Ekonomi Universitas M, sedangkan aku kuliah di fakultas teknik. Kami kenal secara ga sengaja. Perkenalan dimulai waktu Universitas kami mengadakan Kemah bersama. Wuiihhh, rame banget. Kami kenal saat acara bebas.

“Hai…” sapaku ke cewek itu, dan dia balas menjawab “Hai juga.”
“Fakultas Ekonomi ya?” “Kenalkan Rendi.” Aku mencoba untuk tetap PD walaupun sebenarnya sudah mulai ga kuat nahan badan yang panas dingin.

Tak diduga, dia menjawab “Namaku Sherly, kamu dari Fakultas Teknik kan?”. Aku udah sering lihat kamu kok waktu lewat depan gedung Ekonomi.”
“Bagus, berarti tahap perkenalan bisa dilanjut nich!!”, aku berteriak dalam hati.

Selanjutnya, setelah perkenalan itu, kami semakin akrab. Namun, ada hal yang memang masih menjadi penghalangku untuk lebih dekat dan mencoba intim dengan Sherly. Ternyata dia sudah punya gebetan, kebetulan temen dia waktu SMA dulu yang kuliah di Fakultas yang sama.

“Aduuuuhhhh!!!” Aku protes dalam hati, mengapa aku baru menemukan sesosok cewek yang okey pada saat dia sudah dimiliki orang lain. FYI, cewek itu berbadan proporsional, dengan tinggi badan sekitar 168 cm, dengan ukuran dada + 36B. Waaaaw… keren banget deh.

Sehingga kami hanya dapat berteman saja. Walaupun begitu, aku sering mencuri – curi melihat dadanya yang ranum dibalik bajunya saat kami bertemu, tanpa diketahui pacarnya tentunya.

Seringkali pula, aku melihat dia melihat sesuatu di balik celanaku, ga tahu tuh, dia lihat apaan, tapi saat aku tanya, dia selalu menjawab celana panjang lo bagus (hihihihihi, jujur ga sich???).

Hingga suatu ketika, saat kami pergi berdua untuk cari makan malam (maklum, kami berdua kebetulan anak kost, dan rumah kost kami lumayan dekat), dia bercerita tentang permintaan pacarnya untuk segera menikah. DHUEEERRRR!!!! Kepalaku terasa berat dan mataku terasa pedih.

Pada saat itu pulalah, aku kemudian memberanikan mengungkapkan perasaanku dan mengatakan menyayanginya. Sebenarnya aku menyangka kalau Sherly akan marah dengan keterusteranganku. Tapi, ternyata… dia malah terharu dan juga berkata, “Gue sebenarnya juga sayang sama elo, tapi pacar gue ga mungkin mutus gue.”

Waduh, aku jadi kebingungan, dan sementara terdiam, tapi kemudian Sherly tersenyum dan bilang, “Kita jadi temen mesra aja, dan akses bisa bebas, karena pacar gue juga udah bebas akses badan gue.” Nahhh loooo, hati ku berteriak gembira namun juga agak BT juga. Ternyata tubuhnya sudah ada yang nimbrung.

Tapi sudah lah, aku sanggupi saja permintaan dia, dan mulai saat itu, aku pun bebas mengakses tubuhnya. Pada malam itu pula, kami langsung praktek hehehhe…

Setelah makan malam, kami pun langsung pulang dan aku mampir ke kostnya. Karena kost Sherly sangat bebas akses dan waktu berkunjung ga pernah dibatasi. Kami pun memiliki waktu yang sangat luas. Kami pun langsung masuk ke kamar Sherly, cepat – cepat dia membersihkan diri di kamar mandi, ternyata ada kamar mandi dalamnya.

Setelah dia mandi, aku pun bergantian mandi. Aku bertanya dalam hati, kok ga mandi bareng aja ya? Ahh, paling itu kebiasaan dia aja kali ya?

Setelah kami berdua telah bersih, ternyata dia ga memakai kembali pakainnya. Tapi memakai piyama handuk warna kuning cerah, aduh kaya jeruk aja pikirku . Selanjutnya, aku langsung mendekat ke Sherly dan mulai menciumi wajahnya dan berhenti lama untuk menikmati manisnya bibir Sherly. Wooowww… udah lama aku ingin meraba bibir ini, ternyata aku bisa!!!

Kami semakin panas, dan secara perlahan aku merasakan tekanan di bagian bawahku, ternyata tangan Sherly udah meraba – meraba bagian luar selangkangan ku. Oooohhh… ahhhhh… kami semakin terangsang dan saling meraba, aku mulai meraba dada kanannya di depan piyamanya, aku goyangkan sedikit dan usap usap.

Uuuuhhhh, enak… Sherly mulai berkicau… ga berhenti. Supaya ga terlalu mencurigakan, Sherly berhenti sebentar dan menyetel musik Pop Barat, sepertinya lagu kompilasi. Ternyata lagu yang distel justru lebih merangsang libido kami. Tanpa banyak bicara, aku kembali meraba tubuhnya dan mulai melucuti piyama Sherly, tanpa banyak komentar pun, Sherly membuka kaos dan celana panjangku lalu meraba dadaku dan menghisap putingku..

Ahhhh sensasi yang luar biasa, karena memang aku belum pernah merasakan hal ini. Ternyata Sherly sangat berpengalaman, aku pun berpikir apakah dia sudah sering beginian dengan pacarnya? Pikiran macam ini lah yang kemudian memacuku untuk dapat memuaskan nafsunya.

Segera aku pegang dadanya, dan aku usap usap putingnya yang berwarna merah muda. Terus aku usap dan kemudian aku hisap.. slurp slurp slurp dan aku gigit sedikit untuk memberi sensasi kepada Sherly. Uaaaahhhh, dia mengerang, “Terus sayang.. isep terus… enak.. ahhhh.” Saat itu juga aku mulai meraba pangkal pahanya, Sherly masih memakai celana dalam warna merah muda. Dengan penuh keyakinan aku mulai mengelus gundukan yang muncul dibagian bawah celana dalamnya. Dia semakin mengerang… dan aku terus meraba, hingga aku rasakan gundukan itu terasa sedikit basah.. Aku bingung juga sich… (maklum… ).

Sherly pun, tak mau kalah dengan aksi ku, dia mulai menyelipkan tangannya ke balik celana dalamku, dan langsung meraba Mr. P ku dan mulai meremas dan menarik maju mundur. Aku sangat terangsang.. terasa sesuatu yang bergetar di tubuhku, dan aku semakin berani membuka celana dalam Sherly dan mengusap Mrs.V nya, lama – lama, kami semakin asyik, tanpa sadar aku mulai memasukkan tanganku ke Mrs.V Sherly, penuh dengan kenikmatan yang aku ga tahu seperti apa, Sherly berkata, “Kamu tiduran Ren, aku mau servis kamu…”

Aku pun langsung tiduran, dan terasa Mr. P ku menjadi hangat dan basah… saat aku lihat.. Wooooowwww… Sherly menjilat dan mengulum P ku dengan penuh semangat.. Ohhhh ahhhh uhhh.. aku mulai meracau ga menentu.. lagu yang diputar sejak tadi semakin menambah romantisme suasana. Setelah Sherly puas menjilat dan mengkulum P ku, aku pun mencium bibirnya lagi, dan menjilat puting susunya.. terus aku lanjutin menjilat seluruh tubuhnya sama seperti yang Sherly instruksikan.

Saat mendekati Mrs.V nya, aku berhenti sebentar, karena ragu, namun Sherly berkata, “Lanjutin aja Ren, lo bakal keenakan ntar”. Aku pun menjilat Mrs.V nya dan sedikit maju mundur, karena secara naluri seperti itu. Sherly meracau ahhhhh…..oooojjjjjhhhhh… terus Ren…. jangan berhenti…. enyakkkk….

Aku pun terus menjilati Mrs.V nya, dan tiba tiba aku berpikir, gimana kalo P ku bertemu langsung dengan Mrs.V nya. Aku pun segera meminta hal ini ke Sherly, dia sedikit melihatku lalu, tersenyum dan mengangguk. Wahhhh.. terasa sesuatu yang luar biasa terjadi, aku semakin terangsang. Sherly membantu memegang P ku dan mengarahkan menuju Mrs.V nya. Posisi yang kami pakai adalah Sherly di bawah dan aku di atas. Saat P ku mulai masuk lubang Mrs.V nya, aku merasakan sedikit linu dan geli.

Tapi semakin kedalam, semakin hangat dan enak.. Ahhh ohhh… uhhh… terus sayang.. terus… jangan berhenti…. ahhhh… Aku pun semakin tergoda untuk terus menyodok. Bunyi srox.. sroxxx…sroxx… mulai terdengar dan kami berciuman dan saling meraba, aku semakin terangsang dan memegang kedua susu Sherly yang besar itu, dan mengusap pentilnya. Sherly pun mencengkeram punggungku dan menarik pinggulku untuk semakin masuk ke tubuhnya.

Setelah beberapa saat, kami berganti posisi, Sherly berada diatasku dan aku memangku dia diatas ranjangnya. Sherly semakin mudah mengatur posisinya. Srok..srok..srokk..srokk… Sherly meracau… ouch..ah…uh…ach…. Enak… Ren…

Aku menjilat susunya dan mengulum pentilnya… dan terkadang mencium bibirnya.

Setelah sekitar 20 menit, aku mulai merasakan sesuatu yang bergetar di dalam tubuhku, dan siap untuk meledak… aku pun merasakan Sherly beberapa kali merinding…. Hingga akhirnya Sherly berteriak kecil dan tubuhnya menjadi tegang dan saat itu pulalah aku juga menegang dan sesuatu muncrat dari P ku di dalam Mrs.V nya… Beberapa detik kemudian kami berciuman dan aku mencium pentilnya.

Setelah itu, aku berkata kalau ada sesuatu yang muncrat tadi, dan Sherly tertawa lepas.. “Hahahahahha… itu nama sperma Ren”, kamu ga pernah ML ya?”

“Ya ngga lah..” Aku membalasnya sambil kembali berpakaian, setelah membersihkan diri kami. “Kalau itu sperma, berarti kamu bisa hamil dong Sher? Terus gimana dong?” Aku menjadi takut. Sherly dengan gampang menjawab… “Tenang aja Ren, aku sering kok ML ama pacarku dan sering keluar di dalam. Tapi aku cegah dengan pil KB biar ga hamil, dan sampai sekarang masih efektif kok hehehehe.” Dia terkekeh… aku pun senyum aja, dan mencium bibirnya sebelum pulang.

Sejak saat itu, kami selalu meluangkan waktu untuk ML, bisa di kamar kost-ku atau di kamar kostnya. Pokoknya di tempat yang kami lihat memungkinkan, tentunya tanpa meninggalkan kesan yang mencurigakan dengan pacar Sherly.

PASUTRI NAKAL YANG MENCAPAI KENIKMATAN SAAT NGESEX

Visipoker - Setelah mendapatkan terapi pasutri, kualitas aktivitas bersenggama kami semakin membaik walaupun dari segi kuantitas belum seperti yang saya harapkan. Namun ada saat-saat yang tidak kuduga, istriku tercinta sudah suka meminta bahkan tidak ragu-ragu untuk memulai.

Seperti dini hari ini, istriku tiba-tiba memeluk dan meraba. Karena tidak ada pikiran ke arah itu, saya diamkan dan tetap mencoba untuk tidur kembali. Makin lama rabaannya menuju daerah sensitifku, akhirnya ku balikkan badan dan berhadapan muka. Dia memelukku makin erat dan menciumi pipiku.

“Ma…, apa-apaan ini?”, tanyaku dengan rasa senang.
“Mama mau dong”, bisiknya mesra.
“Mau apaan, masih dingin nich”, jawabku sambil balas meraba daerah sensitifnya.
“Mau neng…, oneng…, oneng”, sambil menarik penisku keluar sarangnya.
“Ugh…”, istri saya mulai meremas dan mengocok penisku.
“Ma…, 69 yuk…”, ajakku mesra
“Nggak ah…, nanti saja kalau baru mandi”, balasnya sambil memainkan penisku.
“Kalau begitu ayo mandi”, bisikku.
“Tadi katanya masih dingin…”, bisiknya menimpali.
“Siapa yang nggak kepanasan kalau diginiin”, sambil menyingkap bibir kemaluannya. “Uh…, Papa nakal…”, balasnya dengan agak genit.
“Nakal untuk Mama khan”, kucoba meraih payudaranya dari balik blus yang dipakainya.
“Jangan…, itu punya Tari (nama putri kami)”, cegahnya sambil mencekal tanganku mencapai payudaranya.
“Kan ini milik Papa…” rajukku.
“Papa, Tari kan susah nenennya. Nanti malah tidak mau lagi”, timpalnya genit.
“Tapi Papa kan nggak ngerokok ini…”bujuk saya, tetapi usaha itu tetap tidak berhasil.

Hampir istriku mogok, untuk saat ku masukkan jari tengah ke kewanitaannya, istriku terangsang kembali dan merapatkan kedua pahanya. Kusibakkan pahanya dengan memasukkan kakiku, dan istriku makin melebarkan kakinya mempersilakan penisku memasuki gerbangnya. Akhirnya masuklah penisku dengan sukses menghantarkan kenikmatan yang tidak terkatakan.

“Ma…, kalau tahu kawin itu nikmat, mengapa tidak dari dulu-dulu kita kawin yah…” godaku sedikit nakal.
“Enak saja…” jawab istriku sambil merem-melek menikmati goyangan yang tidak ada pengaturnya.

Sambil tetap goyang pinggul dengan semangatnya, saya cium muka istriku dengan mesra. Ku coba meraih putingnya yang masih terbungkus blus. Karena tidak ada usaha pencegahan, akhirnya blus itu ku lepaskan dengan bantuannya.

“Pa…, ayo nenen Pa…”, pintanya mesra.
“Mana nenen nya”, godaku sedikit nakal.

“Papa nakal yah…”, sambil menghantarkan putingnya ke mulutku seperti hendak menenenkan Tari. Tanpa menunggu permintaan kedua kalinya, kuserbu putingnya dengan penuh semangat, istriku turut membantu dengan membusungkan dadanya agar semua payudaranya merasakan hisapan mulutku.

“Pa… goyang dong Pa…”pinta istriku, mendengar permintaan itu dan tahu istriku mau orgasme, ku percepat goyangan pinggulku yang diikutinya dengan melingkarkan kakinya ke kakiku.

“Ugh…”, akhirnya istriku sampai dan langsung tergeletak lemas.
“Mama sudah sampai yach”, bisikku pelan.
“Iya nih”, balas istriku.
“Kok nggak nyemprot? hehe”, godaku mesra.

Akhirnya ku akui istriku memang tidak menyemburkan cairan orgasmenya, namun yang pasti istriku merasakan orgasme juga. Kadang bisa berkali-kali bila memang sedang terangsang.

Monday, September 11, 2017

KENIKMATAN BIRAHI YANG TELAH KULAKUKAN DENGAN TIGA WANITA SEXY

Visipoker - ini berawal dari perkenalanku dengan seorang wanita karir, yang entah bagaimana ceritanya wanita karir tersebut mengetahui nomor kantorku. Siang itu disaat aku hendak makan siang tiba-tiba telepon lineku berdering dan ternyata operator memberitau saya kalau ada telepon dari seorag wanita yang engak mau menyebutkan namanya dan setelah kau angkat.

“Hallo, selamat siang joko,” suara wanita yang sangat manja terdengar.
“Hallo juga, siapa ya ini?” tanyaku serius.
“Namaku Karina,” kata wanita tersebut mengenalkan diri.
“Maaf, Mbak Karina tahu nomor telepon kantor saya dari mana?” tanyaku menyelidiki.
“Oya, aku temannya Yanti dan dari dia aku dapat nomor kamu,” jelasnya.
“Ooo… Yanti,” kataku datar.

Aku mengingat bahwa Yanti adalah seorang wanita karir yang juga ‘mewarnai’ kehidupan sex aku. “Gimana kabarnya Yanti dan dimana sekarang dia tinggal?” tanyaku. “Baik, sekarang dia tinggal di Surabaya, dia titip salam kangen sama kamu,” jelas Karina.

Sekitar 10 menit, kami berdua mengobrol layaknya orang sudah kenal lama. Suara Karina yang lembut dan manja, membuat aku menerka-nerka bagaimana bentuk fisiknya dari wanita tersebut. Saat aku membayangkan bentuk fisiknya, Karina membuyarkan lamunanku.

“Hallo… Joko, kamu masih disitu?” tanya Karina.
“Iya… Iya Mbak… ” kataku gugup.
“Hayo mikirin siapa, lagi mikirin Yanti yaa?” tanyanya menggodaku.
“Nggak kok, malahan mikirin Mbak Karina tuh,” celetukku.

“Masa sih… Aku jadi GR deh” dengan nada yang sangat menggoda.
“Joko, boleh nggak aku bertemu dengan kamu?” tanya Karina.
“Boleh aja Mbak… Bahkan aku senang bisa bertemu dengan kamu,” jawabanku semangat
“Oke deh, kita ketemuan dimana nih?” tanyanya semangat.

“Terserah Mbak deh, Joko sih ngikut aja?” jawabku pasrah. “Oke deh, nanti sore aku tunggu kamu di Mc. Donald plasa senayan,” katanya. “Oke, sampai nanti joko… Aku tunggu kamu jam 18.30,” sambil berkata demikian, aku pun langsung menutup teleponku.

Aku segera meluncur ke kantin untuk makan siang yang sempat tertunda itu. Sambil membayangkan kembali gimana wajah wanita yang barusan saja menelpon aku. Setelah aku selesai makan aku pun langsung segera balik ke kantor untuk melakukan aktivitas selanjutnya.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, tiba saatnya aku pulang kantor dan aku segera meluncur ke plasa senayan. Sebelumnya prepare dikantor, aku mandi dan membersihkan diri setelah seharian aku bekerja. Untuk perlengkapan mandi, aku sengaja membelinya dikantin karena aku nggak mau ketemu wanita dengan tanpak kotor dan bau badan, kan aku menjadi nggak pede dengan hal seperti itu.

Tiba di Plasa Senayan, aku segera memarkirkan mobil kijangku dilantai dasar. Jam menunjukkan pukul 18.15. Aku segera menuju ke MC. Donald seperti yang dikatakan Karina. Aku segera mengambil tempat duduk disisi pagar jalan, sehingga aku bisa melihat orang lalu lalang diarea pertokaan tersebut.

Saat mataku melihat situasi sekelilingku, bola mataku berhenti pada seorang wanita setengan baya yang duduk sendirian. Menurut perkiraanku, wanita ini berumur sekitar 32 tahun. Wajahnya yang lumayan putih dan juga cantik, membuat aku tertegun, nataku yang nakal, berusaha menjelajahi pemadangan yang indah dipandang yang sangat menggiurkan apa lagi abgian depan yang sangat menonjol itu.

Kakinya yang jenjang, ditambah dengan belahan pahanya yang putih dan juga montok dibalik rok mininya, membuat aku semakin gemas. Dalam hatiku, wah betapa bahagianya diriku bila yang aku lihat itu adalah orang yang menghubungiku tadi siang dan aku lebih bahagia lagi bila dapat merasakan tubuhnya yang indah itu. Tiba-tiba wanita itu berdiri dan menghampiri tempat dudukku. Dadaku berdetuk kencang ketika dia benar-benar mengambil tempat duduk semeja dengan aku.

“Maaf apakah kamu Joko?” tanyanya sambil menatapku.
“Iy… Iyaa… Kamu pasti Karina,” tanyaku balik sambil berdiri dan mengulurkan tanganku.

Jarinya yang lentik menyetuh tanganku untuk bersalaman dan darahku terasa mendesr ketika tangannya yang lembut dan juga halus meremas tangaku dengan penuh perasaan.

“Silahkan duduk Karina,” kataku sambil menarik satu kursi di depanku.
“Terima kasih,” kata Karina sambil tersenyum.
“Dari tadi kamu duduk disitu kok nggak langsung kesini aja sih?” tanyaku.
“Aku tadi sempat ragu-ragu, apakah kamu memang Joko,” jelasnya.
“Aku juga tadi berpikir, apakah wanita yang cantik itu adalah kamu?” kataku sambil tersenyum.

Kami bercerita panjang lebar tentang apapun yang bisa diceritakan, kadang-kadang kami berdua saling bercanda, saling menggoda dan sesekali bicara yang ‘menyerempet’ ke arah sex. Lesung pipinya yang dalam, menambah cantik saja wajahnya yang semakin matang. Dari pembicaraan tersebut, terungkaplah kalau Karina adalah seorang wanita yang sedang bertugas di Jakarta. Karina adalah seorang pengusaha dan kebetulan selama 4 hari dinas di Jakarta.

“Karin, kamu kenal Yanti dimana?” tanyaku.

Yanti adalah teman chattingku di YM, aku dan Yanti sering online bersama. Dan kami terbuka satu sama lain dalam hal apapun. Begitu juga kisah rumah tangga, bahkan masalah sex sekalipun. Mulutnya yang mungil menjelaskan dengan penuh semangat.

“Emangnya Yanti menikah kapan? Aku kok nggak pernah diberitahu sih,” tanyaku penuh penasaran. “Dia menikah 2 minggu yang lalu dan aku nggak tahu kenapa dia nggak mau memberi tahu kamu sebelumnya,” Jawabnya penuh pengertian.

“Ooo, begitu… ” kataku sambil manggut-manggut.

“Ini adalah hari pertamaku di Jakarta dan aku berencana menginap 4 hari, sampai urusan kantorku selesai,” jelasnya tanpa aku tanya. “Sebenarnya tadi Yanti juga mau dateng tapi berhubung ada acara keluarga jadi kemungkinan dia akan datang besok harinya dia bisa dateng,” jelasnya kembali.

“Memangnya Mbak Karina menginap dimana nih?” tanyaku penasaran.
“Kebetulan sama kantor sudah dipesankan kamar buat aku di hotel H… “jelasnya.
“Mmm, emangnya Mbak sama siapa sih?” tanyaku menyelidik.

“Ya sendirilah, Joko… Makanya saat itu aku tanya Yanti,” katanya “Tanya apa?” tanyaku mengejar. “Apakah punya teman yang bisa menemaniku selama aku di Jakarta,” katanya. “Dan dari situlah aku tahu nomor telepon kamu,” lanjutnya.

Tanpa terasa waktu sudah menunjukan pukul 22.25 wib, dan aku lihat sekelilingku pertokoan mulai sepi karena memang sudah mulai larut malam. Dan toko pun sudah mulai tutup.

“Jok… Kamu mau anter aku balik ke hotel nggak?” tanyanya.
“Boleh, masa iya sih aku tega sih biarin kamu balik ke hotel sendirian,” kataku.

Setelah obrolan singkat, kami segera menuju parkiran mobil dan segera meluncur ke hotel H… Yang tidak jauh dari pusat pertokoan Plasa Senayan. Aku dan Karina bergegas menuju lift untuk naik ke lantai 5, dan sesampainya di depan kamarnya, Karina menawarkan aku untuk masuk sejenak. Bau parfum yang mengundang syaraf kelaki-lakianku serasa berontak ketika berjalan dibelakangnya.

Dan ketika aku hendak masuk ternyata ada dua orang wanita yang sedang asyik ngegosip dan mereka pun tersenyum setelah aku masuk kekamarnya. Dalam batinku, aku tenyata dibohongi ternyata dia nggak sendiri. Karina pun memperkenalkan teman-temannya yang cantik dan juga sexy yang berbadan tinggi dan juga mempunyai payudara yang besar dia adalah Miranda(36b) sedangkan yang mempunyai badan yang teramat sexy ini dan juga berpayudara yang sama besarnya bernama Dahlia(36b). Dan mereka pun mempersilahkan aku duduk.

Tanpa dikomando lagi mereka pun perlahan-lahan memulai membuka pakaian mereka satu persatu, aku hanya bisa melotot saja tak berkedip sekali pun, tak terasa adik kecilku pun segera bangun dari tidurnya dan segera bangun dan langsung mengeras seketika itu juga. Setelah mereka telanjang bulat terlihatlah pemandangan yang sangat indah sekali dengan payudara yang besar, Karina pun langsung menciumku dengan ganasnya aku sampai nggak bisa bernafas karena serangan yang sangat mendadak itu dan aku mencoba menghentikannya.

Setelah itu dia pun memohon kepadaku agar aku memberikan kenikmatan yang pernah aku berikan sama Yanti dan kawan-kawan. Setelah itu Karina pun langsung menciumku dengan garangnya dan aku pun nggak mau tinggal diam aku pun langsung membalas ciumannya dengan garang pula, lidah kamipun beraduan, aku mulai menghisap lidahnya biar dalam dan juga sebaliknya. Sedangkan Miranda mengulum penisku ke dalam mulutnya, mengocok dimulutnya yang membuat sensasi yang tidak bisa aku ungkapkan tanpa sadar aku pun mendesah.

“Aaahh enak Mir, terus Mir hisap terus, aahh… ”

Sedangkan Dahlia menghisap buah zakarku dengan lembutnya membuat aku semakin nggak tertahankan untuk mengakhiri saja permaianan itu. Aku pun mulai menjilati vagina Karina dengan lembut dan perlahan-lahan biar dia bisa merasakan permaianan yang aku buat. Karina pun menjerit keras sambil berdesis bertanda dia menikmati permainanku itu.

Mirandapun nggak mau kalah dia menghisap payudaranya Karina sedangkan Dahlia mencium bibir Karina agar tidak berteriak ataupun mendesis. Setelah beberapa lama aku menjilati vaginanya terasa badannya mulai menegang dan dia pun mendesah.

“Jok… Akuu mauu keeluuarr.”

Nggak beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak itu akupun langsung menghisapnya sampai bersih tanpa tersisa. Setelah itu aku pun langsung memasukkan penisku ke dalam vagina Karina, perlahan-lahan aku masukkan penisku dan sekali hentakan langsung masuk semua ke dalam vaginanya yang sudah basah itu. Aku pun langsung menggenjotnya dengan sangat perlahan-lahan sambil menikamati sodokan demi sodokan yang aku lakukan dan Karina pun mulai mendesah nggak karuan.

“Aaahh enak Jok, terus Jok, enak Jok, lebih dalam Jok aahh, sstt… ”

Membuat aku bertambah nafsu, goyanganku pun semakin aku percepat dan dia mulai berkicau lagi.

“Aaahh enak Jok, penis kamu enak banget Jok, aahh… ”

Setelah beberapa lama aku mengocok, diapun mulai mengejang yang kedua kalinya akupun semakin mempercepat kocokanku dan tak beberapa lama aku mengocoknya keluarlah cairan dengan sangat derasnya dan terasa sekali mengalir disekitar penisku. Akupun segera mencabut penisku yang masih tegang itu.

Miranda segera mengulum penisku yang masih banyak mengalir cairan Karina yang menempel pada penisku, sedangkan Dahlia menghisap vaginanya Karina yang masih keluar dalam vaginanya dengan penuh nafsunya. Miranda pun mulai mengambil posisi, dia diatas sedangkan aku dibawah. Dituntunnya penisku untuk memasuki vaginanya Miranda dan serentak langsung masuk. Bless… Terasa sekali kehangatan didalam vaginanya Miranda.

Dia pun mulai menaik turunkan pantatnya dan disaat seperti itulah dia mulai mempercepat goyangannya yang membuat aku semakin nggak karuan menahan sensasi yang diberikan oleh Miranda. Dahlia pun mulai menghisap payudara Miranda penuh gairah, sedangkan Karina mencium bibir Miranda dengan garangnya, Miranda mempercepat goyangannya yang membuat aku mendesah.

“Aaahh enak Mir… Terus Mir… Goyang terus Mir… Lebih dalam lagi Mir… Aaahh sstt”

Dan selang beberapa menit aku merasakan penisku mulai berdenyut,

“Mir… Aku… ingiin keeluuaarr”

Seketika itu juga muncratlah air maniku didalam vaginanya, entah berapa kali munceratnya aku nggak tahu karena terlalu nikmatnya dan diapun masih mengoyang semakin cepat. Seketika itu juga tubuhnya mulai menegang dan terasa sekali vaginanya berdenyut dan selang beberapa lama keluarlah cairan yang sangat banyak sekali, aku pun langsung mengeluarkan penisku yang sudah basah kuyup ditimpa cairan cinta.

Mereka pun berebutan menjilati sisa-sia cairan yang masih ada dipenisku, Dahlia pun langsung menjilati vaginanya Miranda yang masih mengalir cairan yang masih menetes di vaginanya. Akupun melihat mereka seperti kelaparan yang sedang berebutan makanan, setelah selang beberapa lama aku mulai memeluk Dahlia dan aku pun mulai mencium bibirnya dan mulai turun ke lehernya yang jenjang menjadi sasaranku yang mulai menari-nari diatasnya.

“Ooohh… Joko… Geelli… ” desah Dahlia.

Serangan bibirku semakin menjadi-jadi dilehernya, sehingga dia hanya bisa merem melek mengikuti jilatan lidahku.

Miranda dan Karina mereka asyik berciuman dan saling menjilat payudara mereka. Setelah aku puas dilehernya, aku mulai menurunkan tubuhnya sehingga bibirku sekarang berhadapan dengan 2 buah bukit kembarnya yang masih ketat dan kencang. Aku pun mulai menjilati dan sekali-kali aku gigit puntingnya dengan gigitan kecil yang membuat dia tambah terangsang lagi dan dia medesah.

“Aaahh enak sekali Jok… Terus Jok hisap terus Jok enak Jok aahh sstt… ”

Dahlia pun membalasnya dengan mencium bibirku dengan nafsunya dan setelah itu turun ke pusar dan setelah itu dia mulai mengulum, mengocok, menjilat penisku didalam mulutnya. Setelah dia puas aku kembali menyerangnya langsung ke arah lubang vaginanya yang memerah dan disekelilingi rambut-rambut yang begitu lebat.

Aroma wangi dari lubang kewanitaannya, membuat tubuhku berdesis hebat. Tanpa menunggu lama lagi, lidahku langsung aku julurkan kepermukaan bibir vagina. Tanganku bereaksi untuk menyibak rambut yang tumbuh disekitar selangkangannya untuk memudahkan aksiku menjilati vaginanya.

“Ssstt… Jok… Nikmat sekali… Ughh,” rintihnya.

Tubuhnya menggelinjang, sesekali diangkat menghindari jilatan lidahku diujung clitorisnya. Gerak tubuh Dahlia yang terkadang berputar-putar dan naik turun, membuat lidahku semakin menghujam lebih dalam ke lubang vaginanya.

“Joko… Gila banget lidah kamu… ” rintihnya “Terus… Sayang… Jangan lepaskan… ” pintanya.

Paha Dahlia dibuka lebar sekali sehingga memudahkan lidahku untuk menjilatnya. Dahlia menggigit bibir bawahnya seakan menahan rasa nikmat yang bergejola dihatinya.

“Oohh… Joko, aku nggak tahan… Ugh… ” rintihnya.
“Joko cepet masukan penis kamu aku sudah nggak tahan nih,” pintanya.

Perlahan aku angkat kaki kanannya dan aku baringkan ranjang yang empuk itu. Batang kemaluanku sudah mulai mencari lubang kewanitaannya dan sekali hentak.

“Bleest… ” kepala penisku menggoyang vaginanya Dahlia.
“Aowww… Gila besar sekali Jok… Punya kamu,” Dahlia merintih.

Gerakan maju mundur pinggulku membuat tubuh Dahlia mengelinjang hebat danm sesekali memutar pinggulnya sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa dibatang kemaluanku. “Joko… Jangan berhenti sayang… Oogghh,” pinta Dahlia.

Dahlia terus menggoyangkan kepalanya kekanan dan kekiri seirama dengan penisku yang menghujam dalam pada lubang kewanitaannya. Sesekali Dahlia membantu pinggulnya untuk berputar-putar. “Joko… Kamu… Memang… Jagoo… Ooohh,” kepalannya bergerak ke kiri dan ke kanan seperti orang triping.

Beberapa saat kemudian Dahlia seperti orang kesurupan dan ingin memacu birahi nya sekencang mungkin. Aku berusaha mempermainkan birahi nya, disaat Dahlia semakin liar. Tempo yang semula tinggi dengan spontan aku kurangi sampai seperti gerakan lambat, sehingga centi demi centi batang kemaluanku terasa sekali mengoyang dinding vagina Dahlia.

“Joko… Terus… Sayang… Jangan berhenti… ” Dahlia meminta.

Permainanku benar-benar memancing birahi Dahlia untuk mencapai kepuasan birahi nya. Sesaat kemudian, Dahlia benar-benar tidak bisa mengontrol birahi nya. Tubuhnya bergerak hebat. “Joko… Aakuu… Kelluuaarr… Aaakkhh… Goyang sayang,” rintih Dahlia. Cerita Panas

Gerakan penisku kubuat patah-patah, sehingga membuat birahi Dahlia semakin tak terkendali.

“Jok… Ooo… Aaammpuunn,” rintihnya panjang.

Bersamaan dengan rintihan tersebut, aku menekan penisku dengan dalam hingga mentok dilangit-langit vagina Dahlia. Aku merasakan semburan cairan membasahi seluruh penisku. Dahlia yang sudah mendapat kedua orgasmenya, sedangkan aku masih berusaha untuk mencari kepuasan birahi ku. Posisi Dahlia, sekarang menungging. Penisku yang masih tertancap pada lubang vaginanya langsung aku hujamkan kembali ke lubang vaginanya Dahlia.

“Ooohh… Joko… Kamu… Memang… Ahli… ” katanya sambil merintih.

Kedua tanganku mencengkeram pinggul Dahlia dan menekan tubuhnya supaya penisku bisa lebih menusuk ke dalam lubang vaginanya.

“Dahlia… Vagina kamu memang enak banget,” pujiku.
“Kamu suka minum jamu yaa kok seret?” tanyaku.

Dahlia hanya tersenyum dan kembali memejamkan matanya menikmati tusukan penisku yang tiada hentinya. Batang kemaluanku terasa dipijiti oleh vagina Dahlia dan hal tersebut menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Permainan sexku diterima Dahlia karena ternyata wanita tersebut bisa mengimbangi permainan aku. Sampai akhirnya aku tidak bisa menahan kenikmatan yang mulai tadi sudah mengoyak birahi ku.

“Dahlia… Aku mau… Keluar… “kataku mendesah.
“Aku juga sayang… Ooohh… Nikmat terus… Terus… ” Dahlia merintih.
“Joko… Keluarin didalam… Aku ingin rasakan semprotan… Kamu… ” pintanya.
“Iya sudah… Ooogh… Aaakhh… ” rintihku.

Gerekan maju mundur dibelakang tubuh Dahlia semakin kencang, semakin cepat dan semakin liar. Kami berdua berusaha mencapai puncak bersama-sama.

“Joko… Aku… Aku… Ngaak kkuuaatt… Aaakhh” rintih Dahlia.
“Aku juga sudah… Ooogh… Dahh,” aku merintih.
“Crut… Crut… Crut… ” spermaku muncrat membanjiri vaginanya Dahlia.

Karena begitu banyak spermaku yang keluar, beberapa tetes sampai keluar dicelah vagina Dahlia. Setelah beberapa saat kemudian Dahlia membalikkan tubuhnya dan berhadapan dengan tubuhku. “Joko, ternyata Yanti benar, kamu jago banget dalam urusan sex. Kamu memang luar biasa” kata Dahlia merintih.

“Biasa aja kok Mbak, aku hanya melakukan sepenuh hatiku saja,” kataku merendah.

“Kamu luar biasa… ” Dahlia tidak meneruskan kata-katanya karena bibirnya yang mungil kembali menyerang bibirku yang masih termangu. Segera aku palingkan wajahku ke arah Karina dan Miranda, ternyata mereka sudah tertidur pulas mungkin karena sudah terlalu lelah, dan akupun tak kuasa menahan lelah dan akhirnya akupun tertidur pulas.

Dan setelah 4 jam aku tertidur aku pun terbangun karena ada sesuatu yang sedang mengulum batang kemaluanku dan ternyata Miranda sudah bangun dan aku pun menikmatinya sambil menggigit bibir bawahku. Dan kuraih tubuhnya dan kucium bibirnya penuh dengan gairah dan akhirnya kami pun mengulang kembali sampai besok harinya. Dengan terpaksa aku menginap karena pertarunganku dengan mereka semakin seru aja.

Ketika pagi telah tiba akupun langsung ke kamar mandi di ikuti oleh mereka dan akupun mandi bareng dan permainan dimulai kembali didetik-detik ronde terakhir. Tanpa terasa kami berempat sudah naik didalam bathup, kami mandi bersama. Guyuran air dipancurkan shower membuat tubuh mereka yang molek bersinar diterpa cahaya lampu yang dipancarkan ke seluruh ruangan tersebut.

Dengan halus, mereka menuangkan sabun cair dari perlengkapan bag shop punya mereka. Aku mengosok keseluruh tubuh mereka satu persatu, sesekali jariku yang nakal memilih punting mereka. “Ughh… Joko… ” mereka merintih dan bergerak saat aku permainkan puntignya yang memerah.

Sebelum aku meninggalkan mereka, kami berempat berburu kenikmatan. Dan entah sudah berapa kali mereka yang sedang membutuhkan kehangatan mendapatkan orgasme. Kami memburu kenikmatan berkali-kali, kami berempat memburu birahi nya yang tidak kenyang.

Sampai akhirnya waktu menunjukkan pukul 08.00 wib, dimana aku harus berangkat kerja dan pada jam seperti ini jalanan macet akupun mempercepat jalannya agar tidak terkena macet yang berkepanjangan. Aku meninggalkan Hotel H… Sambil menikmati sisa-sisa kenikmatan yang sudah ditinggalkan oleh permainan tadi.

TAK MENDAPAT JATAH DARI ISTRI MEMBUATKU KONAK DENGAN SEPUPU

Visipoker -  yang aku alami sesuai dengan kenyataan, perkenalkan namaku Adi aku sudah menikah, tapi dalam cerita ini aku mempunyai pengalaman dengan Sepupunya Istriku namanya Anita. Dia tinggal di bangkalan dan sekolah disana dan saat perkawinan kami berjalan setahun kami pernah ke bangkalan dan mampir dirumah Anita rupanya dia juga telah menikah dengan seorang pengusaha katanya.

Setelah lama kuketahui suaminya jualan velg dan ban bekas disurabaya, rumah Anita tidak jauh dari rumah orangtuanya alias rumah tante isteriku genap 2 tahun perkawinan kami kami telah dikarunai seorang anak laki laki yang sehat dan saat itu masih berusia 27 hari. Berarti sudah lebih 1 bulan adik kecilku konak diselangkangan nganggur aku ditugaskan oleh kantor ke bangkalan karena urusan ini selama 2 hari terpaksa harus menginap dibangkalan, iseng iseng aku main ke rumah Anita.

Suami Anita sudah barang tentu tidak ada dirumah karena hanya seminggu sekali ia balik kebangkalan yaitu cuma hari sabtu dan hari seninnya suaminya balik lagi kesurabaya, kami ngobrol banyak tentang keluarga dan tak terasa makan kian larut, niat utk nginap di rumah Anita semenjak siang tadi sudah menjadi cita cita, tapi dengan alasan yang dibuat buat, aku bangkit berdiri ingin pamitan.Lho..mo kemana???? Mo balik ke penginapan jawabku.

Udah malam nih mas adiii tanggung nginap disini aja.khan ada kamar kosong tuh paling depan.lagi pula mas aku disurabaya kok.sepi rasanya rumah gak ada laki lakinya bi irah..sudah tidur dari tadi beliau jam 8 sudah ndengkur malah. tambahnya lagi Aku bersorak dalam hati, Horeee umpanku berhasil juga pikirku. kemudian lagi tambahnya.

Anita paling senneng nonton konak yang ditayangkan TV tapi acaranya malam benner, kalo sendiri Anita kadang takut dirumah yang sebesar ini Rupanya konak menayangkan acara selingkuh selingkuhan dengan gaya kocak.

Akupun menikmatinya, kami duduk berdekatan disofanya yang panjang, sambil minum coca cola dan kacang yang kubawa tadi sore, ia asik menatap adegan demi adegan di TV, aku meliriknya Achhhhhh sepupu isteriku ini memang cantik..dan lincah.juga periang..

Bisikku dalam hati Apabila adegan lucu yang disaksikannya di TV membuatnya tertawa lebar terkadang kepalanya disandarkannya ke bahuku, seakan mengajakku ikut tertawa yeah

Aku ikut tertawa tapi adik kecilku malah marah karena konak, maklum sudah 1 bulan lebih gak berendam, dan akhirnya kuberanikan diri pas saat ia akan menyandarkan kepalanya malah bibirku yang kusodorkan dan cuupp Pas pipi kirinya, ia menatapku sejenak.

Smbil meninjuki ku seakan kejadian itu juga lucu, ia hanya senyum, tidak marah achhhhhhhh aku harus lanjutkan perjuanganku demi adik kecilku yang sudah konak Kataku dalam hati Kudempetkan badanku kami duduk rapat sekali, tanganku melingkar diatas pundaknya ia cuma diam.

Kutarik badannya mendekati badanku, ia juga diam, kubalikkan wajahnya, kukecup bibirnya pelan, selembut mungkin, ia hanyut, ciumanku dibibirnya, terbalas, lidahnya bergoyang dalam mulutku, kamipun berpagutan, akhirnya dengan tidak diketahui siapa yang mulai kami berdiri.

TV kami matikan, kami berjalan kekamar paling depan, kami berpagutan lagi, dasternya kulepas, BH nya, juga sdh lepas, kami bergumul, diatas ranjang, foreplay, berlangsung sangat singkat, kemaluanku sdh sangat mendesak, dan akhirnya, berendamlah adik kecilku, 45 menit berlalu, permainan kami berlangsung dengan ganasnya, rupanya nafsu Anita, sangat besar, dan iapun mendapatkan orgasmenya yang pertama.

Kami terdiam sesaat kemudian Aku kepengen pipisss sayang, aku kekamar kecil dulu yah????..boleh ? pintanya memecah kesunyian masih berpelukan erat sambil kubelai-belai punggungnya dengan tangan kiriku dan agak kuremas-remas pantatnya dengan tangan kananku.

Boleh, tapi jangan lama-lama ya, aku belum apa-apa nih.. ujarku jahil sambil tersenyum. Sambil mencubit pinggangku Anita melepas pelukannya, melepas penisku yang bersarang di liang vaginany Plop..

Sambil memejamkan matanya menikmati sensasi pergeseran penisku dan didinding-dinding vaginanya yang memisah untuk kemudian berdiri dan berjalan keluar kamar, aku menatapi Anita berjalan menuju kamar mandi dalam kamarnya yang besar. Indah sekali pemandangan tubuhnya dari belakang, putih mulus dan tanpa cacat.

Tubuh Anita mengigil menikmati sensasi yang baru saja dilaluinya untuk kemudian kembali mengendur meskipun vaginanya masih mengempot dan menghisap-hisap, aku diam dan kubiarkan Anita menikmati sensasi kenikmatan klimaksnya.

Ahh..punyamu enak ya Anita..bisa ngempot-ngempot gini..ujarku memuji Enak mana sama punya isterimu ? tanyanya sambil menghadapkan kearah wajahku dibelakangnya dan tersenyum Punyamu..hisapannya lebih hebat..mmhh.. kucium mesra bibirnya dan Anita memejamkan matanya. Kemudian kucabut penisku Ploop.. Aahh..

Anita agak menjerit, dan cepat kugandeng tangannya keluar dari kamar mandi dan kembali ketempat tidur.Setelah Anita merebahkan dirinya terlentang di tempat tidur, aku berada diatasnya sambil kuciumi dan kulumat bibir mungilnya Mmhh..mmhh.. tangan kanannya meremas-remas penisku yang masih saja gagah setelah 2 jam bertempur Kamu hebat Di, udah 2 jam masih keras aja..dan kamu bener-bener bikin aku puas.

Puji Anita, Sekali lagi yaa, yang ini gong nya, aku bikin kamu puas dan nggak akan ngelupain aku selamanya, oke ?! balasku, sambil berkata aku mulai menggeser tubuhku dan mengangkanginya, kemudian tanganku menuntun penisku memasuki liang vaginanya menuju pertempuran terakhir pada hari itu. Sleepp.. Auuwhh.. Anita agak menjerit.

Perlahan tapi mantap kudorong penisku, sambil terus kutatap wajah manis wanita ini, Anita merem melek, mengernyitkan dahinya, dan menggigit bibir bawahnya dengan nafas memburu menahan kenikmatan yang amat sangat didinding-dinding vaginanya yang becek Hehhnghh..engghh..aahh.! . erangnya.

Aku mulai memaju mundurkan gerakan pinggulku, perlahan-lahan makin lama makin cepat, makin cepat, dan makin cepat, sementara Anita yang berada dibawahku mulai melingkarkan kedua kaki indahnya kepinggangku dan kedua tangannya memegang kedua tanganku yang sedang menyangga tubuhku,

Anita mengerang-erang, mendesah-desah dan melenguh-lenguh Aahh. oohh..sshh.. aahhhemhh.. enghh.. aahh..adhii. aahh..teruss.. teruss.. .oohh.. enghh Sementara akupun terbawa suasana dengusan nafas kami berdua yang memburu dengan menyertainya mendesah, mengerang, dan melenguh bersamanya

Enghh..Anitaa..oohh..ennakh..sayang..? tanyaku He-eh.. enghh..aahh.. enghh..enakhh..banghethh.. dhiiaa hh.. lenguhannya kadang meninggi disertai jeritan-jeritan kecil dari bibir mungilnya Oohh..adhii..oohh..enghh.

Tubuhnya mulai bergelinjangan dan berkelojotan, matanya mulai dipejamkan, jepitan kaki-kakinya mulai mengetat dipinggangku, kami terus memacu irama persetubuhan kami, aku yang bergerak turun naik memompa dan merojok-rojok batang penisku kedalam liang vaginanya diimbangi gerakan memutar-mutar pinggul Anita yang menimbulkan sensasi memilin-milin di batang penisku, nikmat sekali.

Kulepas pelukanku untuk kemudian aku merubah posisiku yang tadinya menidurinya ke posisi duduk, kuangkat kedua kaki Anita yang indah dengan kedua tanganku dan kubuka lebar-lebar untuk kembali kupompa batang penisku kedalam liang vaginanya yang makin basah dan makin menghisap-hisap.

Enghh..Adhii..oohh..shaa..yang..aahh.. kedua tangan Anita meremas erat bantal dibawah kepalanya yang menengadah keatas disertai rintihan, teriakan, desahan dan lenguhan dari bibir mungilnya yang tidak berhenti. Kepalanya terangguk-angguk dan badannya terguncang-guncang mengimbangi gerakan tubuhku yang makin beringas.

Kemudian aku mengubah posisi kedua kaki Anita untuk bersandar dipundakku, sementara agak kudorong tubuhku kedepan, kedua tanganku serta merta bergerak kekedua buah dadanya untuk meremas-remas yang bulat membusung dan memuntir-puntir puting susunya kenyal dan mengeras tanpa kuhentikan penetrasi penisku kedalam liang vaginanya yang hangat dan basah.

Anita tidak berhenti merintih dan mendesah sambil dahinya mengernyit menahan klimaksnya agar kami lebih lama menikmati permainan yang makin lama semakin nikmat dan membawa kami melayang jauh.

Oohh..Ahh..Dhii..enghh..ehn..nnakhh..aahh..mmnghh ..aahh..enghh..oohh.. desahan dan rintihan Anita menikmati gesekan-gesekan batang penis dan rojokan-rojokan kepala penisku berirama merangsangku untuk makin memacu pompaanku, nafas kami saling memburu.ruarbiasa.

Setelah mulai kurasakan ada desakan dari dalam tubuhku untuk menuju penisku, aku merubah posisi lagi untuk kedua tanganku bersangga pada siku-siku tanganku dan membelai-belai rambutnya yang sudah basah oleh kucuran keringat dari kulit kepalanya.

Sambil aku merapatkan tubuhku diatas tubuh Anita, kedua kaki Anita mulai menjepit pinggangku lagi untuk memudahkan kami melakukan very deep penetration, rintihan dan desahan nafasnya yang memburu masih terdengar meskipun kami sambil berciuman.

Mmnghh..mmhh..oohh..ahh..Dhii..mmhh..enghh..aahh. Oohh.. Anitaa.. enghh.. khalau.. mau sampai.. oohh.. bhilang.. ya.. sha.. yang..enghh.. aahh. . ujarku meracau Iyaa.. Iyaa. oohh..enghh.. aahh..aahh.. tubuh kami berdua makin berkeringat, dan rambut kami juga tambah acak-acakan, sesekali kami saling melumat bibir dengan permainan lidah yang panas disertai gerakan maju mundur pinggulku yang diimbangi gerakan memutar, kekana! n dan kekiri pinggul Anita.

Oohh..enghh.. aahh..dhii..oohh.. uu..dhahh.. belomm. .engghh.. akhu..udahh.. nggak khuat..niihh.. aahh.. Erangan-erangan kenikmatan Anita disertai tubuhnya yang makin menggelinjang hebat dan liang vaginanya yang mulai mengempot-empot dan menghisap-hisap hampir mencapai klimaksnya.

Dhikit..laghi..sayang..oohh..enghh..mmhh..aahh ..aahh.. sambutku karena penisku juga sudah mulai berdenyut-denyut Aahh.. aa..dhii.. noww..noww.. oohh..oohh.. enghh.. aahh.. aahh.. jeritnya Yeeaa.. aahh.. iimm..aahh.. aahh..enghh.. aahh.. jeritanku mengiringi jeritan Anita, akhirnya Aahh..aahh..enghh..mmhh..aahh.. Kami mencapai klimaks bersamaan,

Srreett..crreett..srreett..crreett..srreett..crre ett.. kami secara bersamaan dan bergantian memuntahkan cairan kenikmatan berkali-kali sambil mengerang-erang dan mendesah desah, kami berpelukan sangat erat, aku menekan pinggulku dan menancapkan penisku sedalam-dalamnya ke dalam liang vag! ina Anita,

sementara Anita membelit pinggangku dengan kedua kaki indahnya dan memelukku erat sekali seakan tak ingin dilepaskan lagi sambil kuciumi lehernya dan bibir kami juga saling berciuman. Aahh.. mmhh..oohh.. enghh..emnghh..Adhi.. aahh..emmh hhhuuhh.. Nikmat yang kami reguk sangatlah dahsyat dan sangat sulit dilukiskan dengan kata-kata.

Sementara kami masih saling berpelukan erat, vagina Anita masih mengempot-empot dan menghisap-hisap habis cairan spermaku seakan menelannya sampai habis, dan penisku masih berdenyut-denyut didalamnya,dan kemudian secara perlahan tubuh kami mengendur saling meregang, dan akupun jatuh tergulir disamping kanannya.

Sesaat rebah berdiam diri bersebelahan, Anita kemudian merebahkan kepalanya dipundak kiriku sambil terengah-engah kelelahan dan mencoba mengatur nafasnya setelah menikmati permainan surga dunia kami.

Kulit tubuhnya yang putih dan halus berkeringat bersentuhan dengan kulitku yang berkeringat, Anita memelukku mesra, dan tangan kiriku membelai rambut dan pundaknya. Adi..kamu hebat banget, gue sampai puas banget sore ini, klimaks yang gue rasakan beberapa kali belum pernah gue alamin sebelumnya, hemmhh..

Anita berkata sambil menghela nafas panjang Nit kasih ya sayang..thank you banget..ujarnya lagi sambil kami berciuman mesra sekali seakan tak ingin diakhiri. Tak terasa kami sudah mereguk kenikmatan berdua lebih dari 4 jam lamanya dan hari sudah menjelang sore.

Setelah puas berciuman dan bermesraan, kami berdua menuju kamar mandi untuk membasuh keringat yang membasahi tubuh kami, kami saling membasuh dan membelai tak lupa diselingi ciuman-ciuman kecil yang mesra.

Setelah selesai kami berpakaian dan menuju lantai bawah ke ruang tengah untuk menonton TV dan menunggu istri dan mertuaku serta anaknya pulang dari kegiatan masing-masing. Sambil menunggu kami masih saling berciuman menikmati waktu yang tersisa, Anita berucap padaku Adi..kalo gue telpon, kamu mau dateng untuk temenin gue ya sayang..

Pasti ! jawabku, lalu kami kembali berciuman.

NAFSU BIRAHI NYOKAP NYA CEWEK KU YANG SANGAT MENYUKAI ORAL SEKS

Visipoker - Ini ku ceritain pengalamanku sama nyokap nya whiena…Waktu itu kira-kira jam 8 malem ku berniat mau kerumahnya whiena soalnya ku janjian mau nganter dia ke acara ultah temennya… Trus pas ampe dirumahnya ternyata yang buka pintu Ibu Indah, nyokap nya whiena yang juga dosen wali ku… “malam Bu” sapaku. “en nak Rio, masuk..”

Aku pun langsung masuk kedalam rumah, kulihat Ibu Indah begitu seksi dengan menggunakan daster putih yang serba tipis sehingga terlihat tuBuh Ibu Indah yang langsing..”gila ni Ibu udah nikah kok masih seksi banget ya” kataku dalam hati

“Whiena nya ada Bu?”

“oh Whiena tadi diajak sama Papanya kerumah neneknya yang lagi sakit, dia titip pesan ga bisa kerumah temennya yang ulang tahun, dia minta maaf sama kamu juga karena ga sempat nelpon soalnya tadi buru-buru sekali..” “jam berapa perginya Bu”

“sekitar satu jam yang lalu…mungkin sekarang masih dalam perjalanan”Rumah neneknya whiena memang lumayan jauh sekitar 3 jam perjalanann dari kotaku. “oh..kalo gitu saya permisi Bu”

“Jangan dulu ada yang mau Ibu tanya sama kamu tentang Whiena, tapi Ibu bikinin minum dulu ya” Ibu Indah pun langsung masuk kedapur, sementara hatiku jadi bingung entah apa yang mau ditanyakan oleh Ibu Indah, jangan-jangan di tau soal hubungan ku yang intim bersama whiena, bakal diintrogasi nih pikirku…… GAWAT ……

Ibu Indah nyokap nya whiena keluar dari dapur dengan membawa dua gelas minuman dingin.”silakan diminum Rio” Aku pun langsung minum sementara hatiku agak tegang karena takut pada Bu Indah yang mungkin akan marah-marah…. dag dig dug detak jantungku terdengar keras …. seakan mau lepas jantung ku ini.

Ibu Indah duduk dikursi pas dihadapan ku dan dasternya agak tersingkap sehingga pahanya yang putih terlihat jelas, jatungku berdenyut makin kencang dan segera menunduk karena tidak enak sama Bu indah. “Rio kamu serius pacaran sama Whiena?” Aku agak terkejut karena pikiranku masih melayang entah kemana.”serius Bu, saya siap bertanggung jawab jika terjadi apa-apa sama Whiena” jawabku sambil tetap menunduk.

“kamu kok diajak cerita malah nunduk sih Rio, kan ga enak.””Maaf Bu” kuangkat kepalaku, kini duduk Bu indah agak mengangkang sehingga samar-samar kulihat bagian dalamnya dan ternyata Bu indah tidak pake cd, nafas ku pun agak memburu menahan nafsu namun tidak berani berbuat apa-apa karena yang dihadapanku adalah nyokap nya whiena yang juga dosen wali dikampusku.

“kamu kenapa Rio” tanya Bu indah pura-pura tidak tahu.”tidak Bu, anu….” aduh aku mulai bingung, sementara Bu indah tersenyum memandang ku. Kemudian Bu indah berdiri dan duduk disampingku.Kamu terangsang ya liat paha Ibu, aku pun hanya diam sementara tangan Bu indah mulai memegang pahaku, Kemudian Bu indah berbisik, “kamu puasin Ibu ya ini malam, Ibu sudah lama ga pernah disentuh oleh bokapnya whiena, dia terlalu sIbuk sama urusan kantornya”.

“tapi Bu..” srup bibirnya Bu indah langsung melumat bibirku dan tangannya meramas-remas ****** ku, pikiranku sangat kacau, aku masih bingung dan belum percaya kalo ternyata Bu indah memiliki nafsu yangg tinggi. birahiku pun mulai bangkit, aku pun mulai meremas-remas toketnya Bu indah.

“Terus Rio, enak banget..”dan tangan Bu indah mulai membuka celana jeans ku, aku pun membantunya dan kemudian kulepas kaosku sehigga kini tinggal cd yang melekat. “Rio kita kekamar aja yuk.” Dan kemudian mencium bibirku.Bu indah langsung masuk kekamar dan membuka dasternya, tubuh Bu Indah kini polos.

“Wow Ibu cantik banget, putih, seksi, ga kalah sama whiena””ah kamu bisa aja Rio” jawab Bu indah sambil tersenyumTubuh Bu indah memang sangat mulus, kulitnya putih, toketnya yang besar, serta bulu jembutnya dicukur rapi.”Sini dong Rio, kok malah bengong” Ibu Indah nyokap nya whiena duduk di tepi ranjang dan kemudian aku mendekat dan menunduk mencium bibirnya. Tangan Bu indah melepaskan cd ku dan keluarlah kontolku.

“gila Rio. Punya kamu besar banget, lebih besar dari punya suamiku.”dia pun mengelus-elus ****** ku, kodorong kepalanya agar segara menghisap kontolku.”Hisap ****** Rio Bu””sabar ya Rio, jangan kuatir yang pasti malam ini kita harus sama-sama puas”Bu indah kemudian berdiri dan menciumku kemudian turun kedadaku, putingku di hisap dan dijilati.Ouh..Bu enak banget Bu, terus Bu.

Kemudian Bu indah berjongkok dihadapan ku dan menjilat kontolku seperti menjilat es krim. Kemudian memasuk kan kontolku kemulutnya. Dia pun memompa dengan lihai. Nikmat sekali rasanya, lebih nikmat dari hisapannya whiena..

Terus Bu, aku pun mulai memompa kontolku didalam mulut Bu indah sehingga mulut Bu indah terlihat penuh dan kadang Bu indah seperti mau muntah karena kontolku masuk sampai tenggorokannya..aku mencabutnya dan nampaknya Bu indah sedikit kecewa.

“Terus Rio, masukin kontolmu sedalam-dalamnya kemulutku, kontolmu enak Rio. Perkosa mulut Ibu Rio” Aku pun kembali memasukkan kontolku kedalam mulut Bu indah dan tangan ku memegang kepalanya sehingga gerakannya berirama. Sementara itu tangan Bu indah memegang erat paha ku karena dorongan kontolku semakin keras menghujam mulut Bu indah.

“mulut Ibu enak banget isep terus Bu. Isep yang kuat”

Sektiar 20 menit ku perkosa mulut Bu indah sampai Bu indah hampir muntah. Aku pun mencabut kontolku. “kuat juga kamu Rio ya udah hampir setengah jam di karoeke belum keluar, kalo bokapnya indah pasti udah keluar trus langsung tidur, dasar egois banget”

Ternyata Bu Indah selama ini jarang mendapat kepuasan dari suaminyaSekarang giliran Ibu yang kamu puasin Rio sekarang kamu tidur.Aku agak bingung apa maunya Bu indah namun aku menurut saja. Dan aku barbaring diatas ranjang kemudian Bu indah jongkok diatas diatas dadaku.” Rio Ibu juga mau perkosa mulut kamu ya”Dia pun mendekatkan vaginanya kemulutku dan mulai memompanya.

Aku pun menjulurkan lidah ku, asin, ternyata cairanya Bu indah banyak banget keluarKini tangannya berpegang ke tepi ranjang sehingga agak nungging dan terus memperkosa mulutku bahkan hidung ku, aroma harum dari vaginanya membuat gairah ku samakin meningkat.”Lidah kamu enak banget Rio hidung kamu juga..terus Rio, nikmat” Bu indah terus memompa vaginanya kearah mulutku sehingga terkadang aku kesulitan bernafas.

Akhirnya Bu indah berhenti karena terlihat cape sekali.Aku pun membaringkan Bu indah dan mengangkangkan kakinya, ku jilati klitorisnya dan sesekali kugigit pelan-pelan.Ouch…nikmat banget Rio terus Rio, hisap terus vaginaku Rio, terus Rio, vagina itu milik kamu sekarang.

Aku pun menjilatnya nya dan kemudian ku masukkan jari ku kadalam vaginanya dan Bu indah pun menggelinjang keenakanOuch..jari kamu enak banget Rio apalagi ****** kamu.terus Rio.Tak lama kemudian Bu indah menjepit kepalaku dan menjambak rambutku dan aku pun mempercepat permainan fucking finger ku divaginanya..

”Shh,uhf…Ibu mau keluar Rio hisap yang kuat Rio vagina Ibu.,ohh……”Akupun menghisap kuat kuat lubang kenikmatan itu dan “cret..Cret..”Cairan nikmat Bu indah menyemprot mulutku dan aku pun menjilatnya sampai bersih. Gila kamu Rio mulut kamu pintar banget memberikan kenikmatan di vagina Ibu.Aku pun kembali berjongkok di atas kepala Bu indah dan kembali ku entot mulutnya Bu indah..

Bu indah pun menghisap dengan kuat kontolku..aku membalikkan badanku sehingga posisi kami sekarang 69, aku menahan badanku dengan lutut dan terus memompa mulut Bu indah sementara memek Bu indah kembali basah dan aku terus mengelus elusnya.

Serasa nikmat sekali mulut Bu indah, aku pun memompanya semakin beringas dan kemudian Bu indah nampak tersedak kemudian dia melepaskan ****** ku.”besar banget ****** mu Rio kaya mau robek mulut ku..” Aku pun memperbaiki posisiku dan dan kini kami sama sama berbaring..Kulumat bibir bi indah yang nampak merah akibat ku entot tadi dan tanganku memainkan klitorisnya..

“Shh..uhf.. nikmat banget Rio..entot Ibu sekarang Rio..masukin kontolmu ke memek Ibu..cepet Rio Ibu udah ga tahan nih..gatel banget rasanya.”Bi Indah pun kusuruh mengangkang dan mengangkat kakinya kedepan hingga terlipat menyentuh toketnya..

Kini bibir vagina Bu Indah muncul keluar dan menganga seakan berteriak minta dientot. Aku pun mengarahkan kontolku ke vagina Bu indah dan mulai menggesek-gesekannya.. Rio masukin dong..cepet Rio..Ibu udah pengen banget…ayo donk sayang..Ibu Indah pun merengek seperti anak kecil.. Aku pun menancapkan kontolku dengan cepat masuk kedalam vagina Bu indah yang sudah licin mengkilau.

“Ouhhhh…sakit banget Rio..****** kamu gede banget.pelan-pelan dong” “Tapi enak Rio trus Rio pompa terus memek Ibu Rio, entot terus memek Ibu…”Ternyata memek Bu Indah masih sempit dan enak banget kontolku serasa dipilin-pilin. Aku pun memompa terus vagina Bu indah…semakin lama semakin cepat..

“Ouh..terus Rio aku ga tahan nih..Ibu mau keluar..””Terus Rio.entot terus memek Ibu Rio..memek itu punya kamu sekarang Rio..ouh…” Bu indah mulai meracau tidak karuanDan kemudian tubuh Bu Indah mengejang dan kontolku terasa dijepit kuat sekali..”Ouh..Ibu keluar lagi Rio..****** kamuuuuu eeeenaaaaak baaaangeeeeeetsssss,”

Aku pun membalikkan badan Bu indah dan ternyata Bu indah langsung mengerti apa mauku dan dia pun langsung menungging dan kini kami dogy style..aku pun memasukkan kontolku kedalam memek Bu indah.. “Ouhh..nikmat banget Rio..”Aku terus memompa memek Bu indah sambil meremas-remas toket Bu Indah yang bergelantungan..

Ouh..ahh..terus Rio, Ibu mau keluar lagi nih. Aku pun mengocok memek Bu Indah dengan cepat sehingga Bu Indah keluar untuk yang ketiga kalinya.. Kamu kuat banget Rio, Ibu bener-bener puas di entot sama kamu.. Sekarang kamu entotin mulut Ibu aja yang soalnya Ibu paling seneng kalo mulut Ibu di entot. Gila ni Ibu ternyata dia seneng banget oral..

Aku pun menarik Bu Indah kelantai dan kusuruh jongkok, dan kemudian kumasukkan kontolku kedalam mulut Bu indah pelan pelan sampai amblas semua, ujung kontolku terasa menyentuh tenggorokannya, aku pun menahan kepala Bu indah karena nikmat sekali terasa, ada kenikmatan tersendiri yang muncul ketika kontolku masuk semua kemulutnya Bu Indah.

Kemudian Bu Indah memukul pahaku karena kayanya dia mulai sulit bernafas namun aku tetap menahan kepalanya sehingga akhirnya dia dengan paksa menarik kepalanya dan langsung lari kekamar mandi di samping kami dan langsung muntah. Aku pun mengikuti kekamar mandi. “Gila kamu Rio kontolmu gede banget”. “Sory ya Ibu muntah abis ga tahan kamu jejelin ****** sebesar itu” Ibu Indah nyokap nya whiena pun menyiram muntahnya..

Kini Bu Indah jongkok kembali di kamar mandi dan mengulum kontolku. Aku pun memompanya secara berirama dan tangan Bu indah terus memainkan biji pelirku, air ludah Bu indah menetes keluar melalui sela-sela bibirnya dan aku tidak peduli, aku terus memompa mulut Bu indah yang seksi sampai kontolku masuk semua dan nampaknya Bu Indah sudan mulai terbiasa dengan kontolku sehingga rasanya semakin nikmat, kontolku serasa mau ditelan oleh Bu indah.

Aku pun menyalakan shower dan menyiram Bu indah yang terus asyik mengulum kontolku, kini tuBuh Bu indah basah dan terlihat semakin seksi. Aku pun menaruh kembali shower itu, dan melanjutkan memompa mulut Bu indah.”Hisap Bu aku udah mau keluar nih..”

Aku pun memompa mulut Bu indah semakin cepat dan Bu indah sangat menikmatinya… Aku keluar Bu..ouh…. ooouuuuugghhhhhhttttt……….Aku pun memasukkan semua kontolku kedalam mulut Bu indah dan menyemprotkan sperma di tenggorokkannya, kemudian Bu indah menarik kepalanya dan membersihkan sperma dari kontolku,,”sperma kamu enak banget Rio, kental..””dia terus mengulum kontolku yang masih berdiri tegak..””****** kamu masih berdiri Rio..kamu kuat banget,,

”Kita mandi dulu yu..ntar lanjutin lagi ya.. Kami pun mandi sama-sama.. Selesai mandi Bu Indah ngajak makan, kami ke ruang makan sambil tetap telanjang..aku pun duduk sambil makan sementara Bu indah tidak makan dia hanya duduk disampingku sambil mengelus-elus ****** ku.

“kok ga makan Bu?” tanyaku..”nggak ah,,udah kenyang tadi minum sperma kamu..”
Aku pun makan sedikit karena birahi ku bangkit kembali.”Ibu kok seneng banget oral seks sih””soalnya kalo oral seks Ibu bisa rasain kontolmu yang enak banget”

Kami pun melanjutkan birahi kami di ruang makan dan kemudian pindah keruang tamu dan akhirnya kami kembali kekamar dan bercinta kembali sampai subuh…………. Hubunganku sama Bu Indah sangat hot, bahkan lebih hot daripada sama whiena yang bahkan kami pernah ngentot di kamar mandi kampus…… tapi ku tetep sayang sama whiena.

Sekarang Bu Indah sudah pindah ke kota “Y”. Karena suaminya pindah tugas. Dan semenjak itu, aku juga kehilangan kabarnya whiena.

SELAPUT DARA PACAR KU YANG TELAH SOBEK

Visipoker - Pagi itu aku bangun kesiangan, seisi rumah rupanya sudah pergi semua. Akupun segera mandi dan berangkat ke kampus. Meskipun hari itu kuliah sangat padat, pikiranku nggak bisa konsentrasi sedikitpun, yang aku pikirkan cuma Rani.

Aku pulang kerumah sekitar jam 3 sore, dan rumah masih sepi. Kemudian ketika aku sedang nonton TV di ruang keluarga sehabis ganti baju, Rani keluar dari kamarnya, sudah berpakaian rapi. Dia mendekat dan mukanya menunduk.

“Dodi, kamu ada acara nggak? Temani aku nonton dong..”

“Eh.. apa? Iya, iya aku nggak ada acara, sebentar yah aku ganti baju dulu” jawabku, dan aku buru-buru ganti baju dengan jantung berdebaran. Setelah siap, akupun segera mengajaknya berangkat. Rani menyarankan agar kami pergi dengan mobilnya.

Aku segera mengeluarkan mobil, dan ketika Rani duduk di sebelahku, aku baru sadar kalau dia memakai rok pendek, sehingga ketika duduk ujung roknya makin ke atas. Sepanjang perjalanan ke bioskop mataku nggak bisa lepas melirik kepahanya.

Sesampainya dibioskop, aku beranikan memeluk pinggangnya, dan Rani tidak menolak. Dan sewaktu mengantri di loket aku peluk dia dari belakang. Aku tahu Rani merasa penisku sudah tegang karena menempel di pantatnya. Rani meremas tanganku dengan kuat. Kita memesan tempat duduk paling belakang, dan ternyata yang nonton nggak begitu banyak, dan disekeliling kita tidak ditempati.

Kita segera duduk dengan tangan masih saling meremas. Tangannya sudah basah dengan keringat dingin, dan mukanya selalu menunduk. Ketika lampu mulai dipadamkan, aku sudah tidak tahan, segera kuusap mukanya, kemudian aku dekatkan ke mukanya, dan kita segera berciuman dengan gemasnya.

Lidahku dan lidahnya saling berkaitan, dan kadang-kadang lidahku digigitnya lembut. Tanganku segera menyelinap ke balik bajunya. Dan karena tidak sabar, langsung saja aku selinapkan ke balik BH-nya, dan payudaranya yang sebelah kiri aku remas dengan gemas.

Mulutku langsung diisap dengan kuat oleh Rani. Tangankupun semakin gemas meremas payudaranyanya, memutar-mutar putingnya, begitu terus, kemudian pindah ke susu yang kanan, dan Rani mulai mengerang di dalam mulutku, sementara penisku semakin meronta menuntut sesuatu.

Kemudian tanganku mulai mengelus pahanya, dan kuusap-usap dengan arah semakin naik ke atas, ke pangkal pahanya. Roknya aku singkap ke atas, sehingga sambil berciuman, di keremangan cahaya, aku bisa melihat celana dalamnya.

Dan ketika tanganku sampai di selangkangannya, mulut Rani berpindah menciumi telingaku sampai aku terangsang sekali. Celana dalamnya sudah basah. Tanganku segera menyelinap ke balik celana dalamnya, dan mulai memainkan clitorisnya.

Aku elus-elus, pelan-pelan, aku usap dengan penuh perasaan, kemudian aku putar-putar, makin lama makin cepat, dan makin lama makin cepat. Tiba-tiba tangannya mencengkeram tanganku, dan pahanya juga menjepit telapak tanganku, sedangkan kupingku digigitnya sambil mendesis-desis. Badanya tersentak-sentak beberapa saat.

“Dodi.. aduuhh.., aku nggak tahan sekali.., berhenti dulu yaahh.., nanti dirumah ajaa..”, rintihnya. Akupun segera mencabut tanganku dari selangkangannya.

“Dodi.., sekarang aku mainin punya kamu yaahh..”, katanya sambil mulai meraba celanaku yang sudah menonjol. Aku bantu dia dengan aku buka ritsluiting celana, kemudian tangannya menelusup, merogoh, dan ketika akhirnya menggenggam penisku, aku merasa nikmat luar biasa. Penisku ditariknya keluar celana, sehingga mengacung tegak.

“Dodi.., ini sudah basah.., cairannya licin..”, rintihnya dikupingku sambil mulai digenggam dengan dua tangan. Tangan yang kiri menggenggam pangkal penisku, sedangkan yang kanan ujung penisku dan jari-jarinya mengusap-usap kepala penis dan meratakan cairannya.

“Rani.., teruskan sayang..”, kataku dengan ketegangan yang semakin menjadi-jadi. Aku merasa penisku sudah keras sekali. Rani meremas dan mengurut penisku semakin cepat. Aku merasa spermaku sudah hampir keluar. Aku bingung sekali karena takut kalau sampai keluar bakal muncrat kemana-mana.

“Rani.., aku hampir keluar nih.., berhenti dulu deh..”, kataku dengan suara yang nggak yakin, karena masih keenakan.
“Waahh.., Rani belum mau berhenti.., punya kamu ini bikin aku gemes..”, rengeknya

“Terus gimana.., apa enaknya kita pulang saja yuk..?!” ajakku, dan ketika Rani mengangguk setuju, segera kurapikan celanaku, juga pakaian Rani, dan segera kita keluar bioskop meskipun filmnya belum selesai. Di mobil tangan Rani kembali mengusap-usap celanaku.

Dan aku diam saja ketika dia buka ritsluitingku dan menelusupkan tangannya mencari penisku. Aduh, rasanya nikmat sekali. Dan penisku makin berdenyut ketika dia bilang, “Nanti aku boleh nyium itunya yah..”. Aku pengin segera sampai ke rumah.

Dan, akhirnya sampai juga. Kita berjalan sambil berpelukan erat-erat. Sewaktu Rani membuka pintu rumah, dia kupeluk dari belakang, dan aku ciumi samping lehernya. Tanganku sudah menyingkapkan roknya ke atas, dan tanganku meremas pinggul dan pantatnya dengan gemas. Rani aku bimbing ke ruang keluarga. Sambil berdiri aku ciumi bibirnya, aku lumat habis mulutnya, dan dia membalas dengan sama gemasnya.

Pakaiannya kulucuti satu persatu sambil tetap berciuman. Sambil melepas bajunya, aku mulai meremasi payudaranya yang masih dibalut BH. Dengan tak sabar BH-nya segera kulepas juga. Kemudian roknya, dan terakhir celana dalamnya juga aku turunkan dan semuanya teronggok di karpet.

Badannya yang telanjang aku peluk erat-erat. Ini pertama kalinya aku memeluk seorang gadis dengan telanjang bulat. Dan gadis ini adalah Rani yang sering aku impikan tapi tidak terbayangkan untuk menyentuhnya. Semuanya sekarang ada di depan mataku.

Kemudian tangan Rani juga melepaskan bajuku, kemudian celana panjangku, dan ketika melepas celana dalamku, Rani melakukannya sambil memeluk badanku. penisku yang sudah memanjang dan tegang sekali segera meloncat keluar dan menekan perutnya. uuhh, rasanya nikmat sekali ketika kulit kami yang sama-sama telanjang bersentuhan, bergesekan, dan menempel dengan ketat. Bibir kami saling melumat dengan nafas yang semakin memburu.

Tanganku meremas pantatnya, mengusap punggungnya, mengelus pahanya, dan meremasi payudaranya dengan bergantian. Tangan Rani juga sudah menggenggam dan mengelus penisku. Badan Rani bergelinjangan, dan dari mulutnya keluar rintihan yang semakin membangkitkan birahiku. Karena rumah memang sepi, kita jadi mengerang dengan bebas.

Kemudian sambil tetap meremasi penisku, Rani mulai merendahkan badannya, sampai akhirnya dia berlutut dan mukanya tepat didepan selangkanganku. Matanya memandangi penisku yang semakin keras di dalam genggamannya, dan mulutnya setengah terbuka. Penisku terus dinikmati, dipandangi tanpa berkedip, dan rupanya makin membuat nafsunya memuncak. Mulutnya perlahan mulai didekatkan kekepala penisku.

Aku melihatnya dengan gemas sekali. Kepalaku sampai terdongak ketika akhirnya bibirnya mengecup kepala penisku. Tangannya masih menggenggam pangkal penisku, dan mengelusnya pelan-pelan. Mulutnya mulai mengecupi kepala penisku berulang-ulang, kemudian memakai lidahnya untuk meratakan cairan penisku.

Lidahnya memutar-mutar, kemudian mulutnya mulai mengulum dengan lidah tetap memutari kepala penisku. Aku semakin mengerang, dan karena nggak tahan, aku dorong penisku sampai terbenam ke mulutnya. Aku rasa ujungnya sampai ke tenggorokannya. Rasanya nikmat sekali. Kemudian pelan-pelan penisku disedot-sedot dan dimaju-mundurkan di dalam mulutnya.

Rambutnya kuusap-usap dan kadang-kadang kepalanya aku tekan-tekan agar penisku semakin terasa nikmat. Isapan mulut dan lidahnya yang melingkar-lingkar membuatku merasa sudah nggak tahan. Apalagi sewaktu Rani melakukannya semakin cepat, dan semakin cepat, dan semakin cepat.

Ketika akhirnya aku merasa spermaku mau muncrat, segera kutarik penisku dari mulutnya. Tapi Rani menahannya dan tetap mengisap penisku. Maka akupun nggak bisa menahan lebih lama lagi, spermaku muncrat di dalam mulutnya dengan rasa nikmat yang luar biasa. Spermaku langsung ditelannya dan dia terus mengisapi dan menyedot penisku sampai spermaku muncrat berkali-kali.

Badanku sampai tersentak-sentak merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Meskipun spermaku sudah habis, mulut Rani masih terus menjilat. Akupun akhirnya nggak kuat lagi berdiri dan akhirnya dengan nafas sama-sama tersengal-sengal kita berbaring di karpet dengan mata terpejam.

“Thanks ya Ran, tadi itu nikmat sekali”, kataku berbisik
“Ah.., aku juga suka kok.., makasih juga kamu ngebolehin aku mainin kamu..”.

Kemudian ujung hidungnya aku kecup, matanya juga, kemudian bibirnya. Mataku memandangi tubuhnya yang terbaring telanjang, alangkah indahnya. Pelan-pelan aku ciumi lehernya, dan aku merasa nafsu kita mulai naik lagi. Kemudian mulutku turun dan menciumi payudaranya yang sebelah kanan sedangkan tanganku mulai meremas susu yang kiri. Rani mulai menggeliat-geliat, dan erangannya membuat mulut dan tanganku tambah gemas memainkan susu dan putingnya.

Aku terus menciumi untuk beberapa saat, dan kemudian pelan-pelan aku mulai mengusapkan tanganku keperutnya, kemudian kebawah lagi sampai merasakan bulu jembutnya, aku elus dan aku garuk sampai mulutnya menciumi telingaku. Pahanya mulai aku renggangkan sampai agak mengangkang. Kemudian sambil mulutku terus menciumi payudaranya, jariku mulai memainkan clitorisnya yang sudah mulai terangsang juga.

Cairan kenikmatannya kuusap-usapkan ke seluruh permukaan kemaluannya, juga ke clitorisnya, dan semakin licin clitoris serta liang kewanitaannya, membuat Rani semakin menggelinjang dan mengerang. clitorisnya aku putar-putar terus, juga mulut kemaluannya bergantian.

“Ahh.., Dodii.., aahh.., teruss…, aahh.., sayaangg..”, mulutnya terus meracau sementara pinggulnya mulai bergoyang-goyang. Pantatnya juga mulai terangkat-angkat. Akupun segera menurunkan kepalaku kearah selangkangannya, sampai akhirnya mukaku tepat di selangkangannya.

Kedua kakinya aku lipat ke atas, aku pegangi dengan dua tanganku dan pahanya kulebarkan sehingga liang kewanitaan dan clitorisnya terbuka di depan mukaku. Aku tidak tahan memandangi keindahan liang kewanitaannya yang saat itu selaput dara nya masih rapat. Lidahku langsung menjulur dan mengusap clitoris dan liang kewanitaannya.

Cairan surganya kusedot-sedot dengan nikmat. Mulutku menciumi bibir kemaluannya dengan ganas, dan lidahku aku selip-selipkan ke lubangnya, aku kait-kaitkan, aku gelitiki, terus begitu, sampai pantatnya terangkat, kemudian tangannya mendorong kepalaku sampai aku terbenam di selangkangannya. Aku jilati terus, clitorisnya aku putar dengan lidah, aku isap, aku sedot, sampai Rani meronta-ronta. Aku merasa penisku sudah tegak kembali, dan mulai berdenyut-denyut.

“Dodii.., aku nggak tahan.., aduuhh.., aahh.., enaakk sekalii..”, rintihnya berulang-ulang. Mulutku sudah berlumuran cairan kewanitaannya yang semakin membuat nafsuku tidak tertahankan. Kemudian aku lepaskan mulutku dari liang kewanitaannya.

Sekarang giliran penisku aku usap-usapkan ke clitoris dan bibir kemaluannya, sambil aku duduk mengangkang juga. Pahaku menahan pahanya agar tetap terbuka. Rasanya nikmat sekali ketika penisku digeser-geserkan diliang senggamanya. Rani juga merasakan hal yang sama, dan sekarang tangannya ikut ngebantu dan menekan penisku digeser-geserkan di clitorisnya.

“Ranii.., aahh.., enakk.., aahh..”
“aahh.., iya.., eennaakk sekalii..”.

Kita saling merintih. Kemudian karena penisku semakin gatal, aku mulai menggosokkan kepala penisku ke bibir kemaluannya. Rani semakin menggelinjang. Akhirnya aku mulai mendorong pelan sampai kepala penisku masuk ke liang senggamanya.

“Aduuhh.. Dodii.., saakiitt.., aadduuhh.., jaangaann..”,rintihnya
“Tahan dulu sebentar…, Nanti juga ilang sakitnya..”, kataku membujuk

Kemudian pelan-pelan penisku aku keluarkan, kemudian aku tekan lagi, aku keluarkan lagi, aku tekan lagi, kemudian akhirnya aku tekan lebih dalam sampai masuk hampir setengahnya. Mulut Rani sampai terbuka tapi sudah nggak bisa bersuara.

Punggungnya terangkat dari karpet menahan desakan penisku. Kemudian pelan-pelan aku keluarkan lagi, aku dorong lagi, aku keluarkan lagi, terus sampai dia tenang lagi. Akhirnya ketika aku mendorong lagi kali ini aku dorong sampai amblas semuanya ke dalam.

Kali ini kita sama-sama mengerang dengan keras. Badan kita berpelukan, mulutnya yang terbuka aku ciumi, dan pahanya menjepit pinggangku dengan keras sekali sehingga aku merasa ujung penisku sudah mentok ke dinding kemaluannya. Kita tetap berpelukan dengan erat saling mengejang untuk beberapa saat lamanya.

Mulut kita saling mengisap dengan kuat. Kami sama-sama merasakan keenakan yang tiada taranya. Setelah itu pantatnya sedikit demi sedikit mulai bergoyang, maka akupun mulai menggerakkan penisku pelan-pelan, maju, mundur, pelan, pelan, makin cepat, makin cepat, dan goyangan pantat Rani juga semakin cepat.

“Dodii.., aduuhh.., aahh.., teruskan sayang.., aku hampir niihh..”, rintihnya.

“Iya.., nihh.., tahan dulu.., aku juga hampir.., kita bareng ajaa..”, kataku sambil terus menggerakkan penis makin cepat. Tanganku juga ikut meremasi susunya. Penisku makin keras kuhujam-hujamkan ke dalam liang surganya sampai pantatnya terangkat dari karpet. Dan aku merasa liang senggamanya juga menguruti penisku di dalam. penis kutarik dan tekan semakin cepat, semakin cepat.., dan semakin cepat..”.

“Raanii.., aku mau keluar niihh..”.
“Iyaa.., keluarin saja.., Rani juga keluar sekarang niihh”.

Akupun menghunjamkan penisku keras-keras yang disambut dengan pantat Rani yang terangkat ke atas sampai ujung penisku menumbuk dinding kemaluannya dengan keras. Kemudian pahanya menjepit pahaku dengan keras sehingga penisku makin mentok, tangannya mencengkeram punggungku. Liang kewanitaannya berdenyut-denyut. Spermaku memancar, muncrat dengan sebanyak-banyaknya menyirami liang senggamanya.

“aahh…, aahh.., aahh..”, kita sama-sama mengerang, dan liang kewanitaannya masih berdenyut, mencengkeram penisku, sehingga spermaku berkali-kali menyembur. Pantatnya masih juga berusaha menekan-nekan dan memutar sehingga penisku seperti diperas. Kita orgasme bersamaan selama beberapa saat, dan sepertinya nggak akan berakhir.

Pantatku masih ditahan dengan tangannya, pahanya masih menjepit pahaku erat-erat, dan liang senggamanya masih berdenyut meremas-remas penisku dengan enaknya sehingga sepertinya spermaku keluar semua tanpa bersisa sedikitpun.

“aahh.., aahh.., aduuhh…”, kita sudah nggak bisa bersuara lagi selain mengerang-erang keenakan.

Ketika sudah mulai kendur, aku ciumi Rani dengan penis masih di dalam liang senggamanya yang selaput dara nya telah robek. Kita saling berciuman lagi untuk beberapa saat sambil saling membelai. Aku ciumi terus sampai akhirnya aku menyadari kalau Rani sedang menangis karena selaput dara nya telah robek.

Tanpa berbicara kita saling menghibur. Aku menyadari bahwa selaput dara nya telah robek oleh penisku. Dan ketika penisku aku cabut dari sela-sela liang kewanitaannya yang selaput dara nya telah robek memang mengalir darah yang bercampur dengan spermaku.

Kami terus saling membelai, dan Rani masih mengisak di dadaku karena selaput dara-nya telah sobek, sampai akhirnya kita berdua tertidur kelelahan dengan berpelukan.

WHATSAPP DI KABARKAN MENGALAMI GANGGUAN SECARA GLOBAL

Agen Poker , Dikabarkan WhatsApp Aplikasi Yang Paling Menjadi Aplikasi Dukungan Dalam segala Hal Mengalami Gangguan Secara Global. Ha...